Hilal Sudah Kelihatan di Aceh, Mentan Amran: Tanda tanda Kita Stop Impor Jagung

  • Bagikan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat melakukan panen sekaligus tanam jagung bersama Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya dan Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki di lahan Demplot Yonif 112/DJ di Desa Deunong Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, Selasa (6/2/2024).

ACEH, RAKYATSULSEL - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan sudah kelihatan hilal di Aceh atau tanda-tanda untuk Indonesia kembali ekspor jagung seperti tahun sebelumnya, yakni 2018 dan 2019.

Amran mengungkapkan saat melakukan panen sekaligus tanam jagung bersama Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya dan Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki di lahan Demplot Yonif 112/DJ di Desa Deunong Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, Selasa (6/2/2024).

"Panen jagung hasil kolaborasi dengan Kodam Iskandar Muda Provinsi Aceh ini merupakan hilal, tanda-tanda kita setop impor jagung. Ini juga didukung oleh akan dilakukan panen serentak jagung di sejumlah lokasi di Indonesia dalam waktu dekat," kata Amran.

Selain melakukan panen dan penanaman jagung, Mentan Amran yang juga Ketua Umum PP Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin menyerahkan bantuan kepada Kodam Iskandar Muda dan Provinsi Aceh sebesar Rp170,98 miliar.

Amran pun melakukan penandatangan MoU dengan Pangdam Iskandar Muda untuk akselerasi peningkatan produksi pangan khususnya padi dan jagung nasional.

Amran menyebutkan, gerakan tanam jagung tersebut bukan hanya untuk dikonsumsi saja tapi menjadi gerakan kemanusiaan, yang dapat disumbangkan jika produksi dalam negeri surplus.

Menurut owner PT Tiran, Indonesia pernah mengekspor jagung pada 2018 dan 2019, tapi terhenti akibat tekanan El Nino.

Namun, kata Amran kondisi ini segera pulih mengingat kondisi saat ini dimana di sejumlah lokasi Tanah Air sudah memasuki masa panen jagung serempak serta ada juga yang masih tanam.

"Ini luar biasa sekali lagi terima kasih Pak Pangdam, Pak Gubernur, ini luar biasa gerakannya. Dari Aceh kita optimis bisa kembali wujudkan ekspor. Pemerintah Aceh mengajukan bantuan jagung 60 ribu hektar, tapi kami tambah menjadi 100 ribu hektar," ingkap Amran.

Ditambahkan, jika produktivitasnya 5 ton per hektar, 100 ribu hektar dapat menghasilan 500 ribu. Ini artinya apa? Masalah impor kita setop cukup dari Aceh saja karena impor jagung kita berkisar 250 ribu sampai 500 ribu ton.

"Belum lagi ditambah produksi dari provinsi lainya, Jawa Timur, Sulsel, Lampung dan NTB stok jagung dalam negeri melimpah," jelas Amran.

Amran menegaskan untuk memudahkan petani dan pemerintah daerah meningkatkan produksi pangan, Presiden Joko Widodo telah menambah subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun.

Kementan juga melakukan refocusing anggaran Rp 7,7 triliun dengan tujuan untuk membelikan bibit yang dibagi ke masyarakat, membangun irigasi dan lainnya.

"Kami putuskan anggaran kami itu refocusing Rp 7,7 triliun anggaran untuk seminar, untuk rapat-rapat, untuk bangunan yang tidak berhubungan produksi, kami refocusing menjadi Rp 7,7 triliun, belikan benih bibit gratis, belikan peralatan pertanian, membangun irigasi," jelas Amran. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version