MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dari 8 kursi yang akan diperebutkan oleh 18 Partai Politik (Parpol) di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel 1, tampaknya petahana menghadapi tekanan, terutama dari dalam partai mereka sendiri.
Direktur Nurani Strategic, Nurmal Idrus, menyatakan bahwa di PKB, H. Hanura sebagai petahana menghadapi dua rival yang berpotensi merebut kursi, yaitu Syamsu Rizal (Deng Ical) dan Bahar Ngirung alias Obama.
Di Gerindra, Azikin Solthan menghadapi ancaman dari Najamuddin. Sementara di PDIP, Ridwan Andi Wittiri dan Ashabul Kahfi di PAN, nampaknya aman dalam internal partai mereka.
Namun, Hamka B. Kady dari Golkar menghadapi ancaman dari mantan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, dan Liestiaty Fachrudin.
"Perubahan terjadi di beberapa partai, seperti Gerindra yang kini memiliki Najamuddin. Golkar sebelumnya hanya Hamka, kini banyak sampai mencakup istri bupati Jeneponto. Hal yang serupa terjadi di PKB," jelas Nurmal.
PKS juga menjadi sorotan karena pada tahun 2019 tidak memiliki kursi, namun sekarang memiliki potensi untuk mendapatkan kursi, menjadi tantangan bagi PDIP, PKB, dan PAN. PKS memiliki dua tokoh utama, yaitu Sri Rahmi dan Meity Rahmatia yang kini duduk di DPRD Sulsel. "Ketika PKS mendapatkan kursi, tentu ada partai lain yang tidak akan mendapat kursi," tambahnya.
Sementara untuk PPP, Nurmal menilai Amir Uskara masih dalam posisi yang kuat, terutama dengan adanya anaknya, Imam Fauzan, yang secara strategis menggarap wilayah tertentu.
Imam Fauzan fokus di Makassar sementara Amir Uskara meluaskan jangkauannya di luar Makassar. "Pembagian tugas ini membuat posisi mereka jauh lebih kokoh daripada sebelumnya," ungkapnya.
Pakar politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Hasrullah, juga mengatakan bahwa persaingan di dapil Sulsel 1 sangat ketat, dengan pendatang baru seperti Fatmawati Rusdi dan Liestiaty F. Nurdin, yang keduanya memiliki kapasitas yang patut diperhitungkan.
Mereka memiliki modal finansial dan dukungan politik yang kuat, seperti suami Liestiaty yang pernah menjadi gubernur dan suami Fatmawati yang merupakan ketua Nasdem.
Ini menjadi tantangan bagi petahana, meskipun tidak mudah untuk mengalahkan mereka yang telah memiliki basis konstituen yang kuat. Penting bagi petahana untuk menjaga hubungan dengan konstituennya dan memberikan kontribusi yang terukur bagi daerah pemilihannya.
"Dalam menghadapi caleg berkualitas lainnya, petahana harus lebih giat lagi. Mereka harus memperkuat jaringan dukungan di masyarakat," tambahnya. (Fahrullah/B)