Berburu Suara Mengambang

  • Bagikan
Ilustrasi.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Tim pemenangan peserta pemilu berupaya memanfaatkan waktu yang sangat singkat dalam menggaet pemilih. Sasaran utama mereka adalah massa mengambang (swing voters) dan pemilih yang sama sekali belum menentukan atau menyembunyikan pilihan (undecided voters). Di masa tenang, pendekatan ke calon pemilih semakin kencang.

Dua hari menjelang pemilihan umum, sejatinya menjadi momen untuk meredakan tensi politik yang menguras tenaga dalam 75 hari kampanye terbuka. Namun, mendekati 14 Februari 2024, malah menjadikan momentum krusial bagi tim sukses calon presiden dan calon anggota legislatif.

Tingginya angka swing voters maupun undecided voters membuat para tim pemenangan peserta pemilu saling berburu simpati. Harapannya pemilih yang sudah punya calon bisa mengalihkan dukungan hingga pelaksanaan hari 'H'.

Juru Bicara Tim Pemenangan Daerah (TPD) AMIN di Sulsel, Asri Tadda mengatakan pihaknya yakin akan merengkuh suara dari swing voters pasca-debat pilpres khususnya di Sulawesi Selatan.

"Saat sosialisasi yang lalu, kami mendorong semua relawan dan simpatisan untuk tetap turun bergerak ke lingkungan masing-masing untuk mengajak tetangga dan kerabat bergabung dalam barisan perubahan," ujar Tadda.

Menurut dia, pemilih AMIN memiliki tingkat loyalitas yang sangat tinggi jadi kalau dari karakternya hampir sulit untuk menemukan ada pemilih AMIN yang berpindah ke pasangan lain. Sebaliknya, kata dia, pemilih di 02 dan 03 itu memiliki tingkat loyalitas yang tidak begitu tinggi.

"Sehingga memungkinkan sebenarnya mereka melihat perkembangan yang ada dan merubah pilihan masuk ke barisan perubahan," ujar Tadda.

Sementara itu, Sekretaris Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Sulsel, Darmawangsyah Muin, menjelaskan pihaknya berupaya mempertahankan elektabilitas dan menghindari adanya swing voters yang berpindah dari pasangan Prabowo-Gibran.

"Tentu sekarang masa tenang, berbagai hal sudah kami lakukan pada jadwal sosialisasi pekan kemarin. Dan saat itu kami terus gencar mensosialisasikan program-program unggulan Ketua DPP Gerindra di setiap daerah," kata Darmawangsyah.

Dia menyebutkan, khusus di Sulsel pihaknya sudah maksimal melakukan pelatihan relawan sosialisasi program-program Pak Prabowo hingga ke tingkat TPS.

"Kami selalu sampaikan kepada relawan jangan menyebar hoaks. Pokoknya kita sampaikan saja program unggulan Pak Prabowo," kata Sekretaris DPD Gerindra Sulsel itu.

Yang dikedepankan TPD saat sosialisasi terbuka di dapil dan daerah adalah program-program Prabowo-Gibran yang menyentuh langsung kepada masyarakat. Lebih jauh, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulsel itu masih yakin pasangan usungannya masih jauh unggul dari pasangan lain. Dia pun yakin kemenangan Prabowo-Gibran nantinya akan berada di atas angka 50 persen.

"Ya artinya capres lain yang rendah survei pun yakin satu putaran. Masak kami yang tinggi survei-nya tidak yakin menang satu putaran," ujar dia.

Adapun, Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Sulsel, Udin Saputra Malik mengakui adanya potensi bermunculan swing voters pasca-debat pilpres dan berakhirnya masa kampanye.

"Sudah masuk masa tenang, tidak ada lagi aktivitas. Tentu ada swing voters pasca-debat dan kampanye pilpres," kata Udin.

Udin mengatakan, pihaknya sudah berupaya menggenjot lewat canvassing pada tingkatan grassroots demi menjaga suara dan elektabilitas Ganjar Pranowo dan Mahfud MD khususnya di Sulawesi Selatan.

"Jadi, hal yang kami sudah lakukan di masa kampanye, kami akan jaga. Karena sekarang masa tenang, juga tegang. Kita masifkan canvassing di akar rumput," imbuh dia.

Diketahui, dua stadion di Jakarta yakni Gelora Bung Karno (GBK) dan Jakarta International Stadium (JIS) dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan kampanye akbar dua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024, Sabtu (10/2/2024) kemarin.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Rizal Fauzi mengatakan, salah satunya strategi yang dilakukan oleh tim pemenangan khususnya di pemilihan presiden adalah merayu massa mengambang untuk segera menentukan pilihan. Menurut dia, debat dan kampanye terakhir diyakini belum mempan untuk memastikan suara mengambang bisa berkurang.

"Tentu disadari oleh para kandidat yang terlihat lebih hati-hati pada debat putaran terakhir, begitu juga saat kampanye. Hanya menyapa saja, tanpa memberikan konteks hal bermanfaat kepada pemilih di kalangan anak muda yang belum menentukan pilihan," kata Rizal, Minggu (11/2/2024).

Menurut dia, mayoritas dari swing voters maupun undecided voters adalah generasi milenial yang banyak mengakses internet. Kemampuan mereka kerap tidak dibarengi dengan kebijakan dalam menanggapi suatu informasi yang beredar di internet.

Era digital dapat mempermudah pencarian informasi untuk referensi para swing voters, namun terlalu bisingnya dunia maya oleh konten negatif dapat membuat para swing voters jengah dan pada akhirnya golput.

"Hal ini barangkali adalah evaluasi dari masing-masing kandidat bahwa dari hasil survei hanya sekitar 30 persen orang yang senang melihat ada kubu saling serang dalam debat. Ada 50 sekian persen yang senang adanya paparan program kerja adanya gagasan yang ingin dikerjakan," imbuh Rizal.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas ini pun membagi klasifikasi swing voters menjadi dua. Pertama adalah kelompok intelektual yang cenderung ingin melihat sampai akhir prosesnya termasuk bukan hanya soal kecerdasan tetapi bagaimana kemudian komitmen kepemimpinan serta bagaimana kemudian rasionalitas program itu bisa dijalankan.

Dia mengatakan tipe swing voters ini bukan hanya melihat bagus tidaknya sebuah program. Tetapi mereka juga akan menimbang bagaimana program tersebut realistis dan implementatif.

"Sehingga, mereka butuh melihat program kerja dan bagaimana kandidat menjabarkan program itu dalam setiap debat atau kampanye Akbar," ujar dia.

Kelompok kedua, lanjut Rizal, yang akan bergeser itu cenderung adalah orang yang kelas menengah ke bawah yang belum menentukan pilihannya karena menunggu instruksi dari kelompok tertentu. Misalnya ada patron lain, tokoh masyarakatnya atau mungkin dia tunggu diberikan sesuatu. Sehingga ada semacam money politic atau souvenir-souvenir lainnya.

"Kalau melihat dari efek debat maka kelompok kedua ini bukan menjadi sasaran dari perubahan suara," imbuh Rizal.

Dari dua tipe swing voters yang dipaparkan itu, Rizal mengatakan, bahwa swing voters yang merupakan pemilih intelektual menjadi pemilih yang paling berpotensi memalingkan pilihannya. Dia pun mengatakan para swing voters tersebut terlihat bergeser memilih pasangan nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN).

"Sehingga kalau dilihat, efek kelompok intelektual ini cenderung akan bergeser ketika melihat hasil debat itu tadi.
Tetapi ada yang perlu digarisbawahi bahwa kalau sekarang pemilih cerdas itu memang lebih banyak memilih pasangan AMIN, pasangan nomor 01," ucap dia.

Tetapi untuk para swing voters yang menginginkan program keberlanjutan pemerintahan saat ini, lanjut dia, akan cenderung menjatuhkan pilihan pada pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Dan nomor 03 cenderung akhir-akhir ini kritikan berlebih seperti tidak memberi kesan yang signifikan. Karena berusaha mendiskreditkan kepemimpinan Presiden Jokowi," sebut Rizal.

Pakar politik dari Unhas Tasrifin Tahara menyorot kampanye yang digelar oleh Anies Baswedan dan Prabowo Subianto di Jakarta. Menurut dia, paslon 01 dan 02 sama-sama ingin membuktikan basis dan massa kepada publik.

"Yang pasti kedua paslon all out untuk menghadirkan massa dengan jumlah yang sangat besar," ujar Tasrifin.

Dia mengatakan, paslon 01 vs 02, sama-sama ingin menang di Pilpres 14 Februari mendatang. Apalagi menuju masa tenang. Sehingga dengan kampanye pamungkas, maka para pendukung akan mempublish ke berbagai media sosial.

"Di beberapa media massa online semua sudah memposting tumpah ruah memadati dan ikut dalam kampanye di GBK bagi Prabowo-Gibran dan di JIS bagi Anies-Cak Imin," kata dia.

Menurut Tasrifin, ini adalah ajang unjuk kekuatan paslon menjelang hari H pemilihan. Dari jumlah massa bisa ditafsirkan kekuatan simpul-simpul patron yang menjadi basis pemilih.

"Melalui momen ini kita bisa melihat basis ideologi berdasarkan partisipasi dukungan terhadap paslon," tuturnya.

Dia mengatakan, hari terakhir kampanye merupakan show force bagi paslon menjelang hari H pemilihan atau akumulasi dari rangkaian kampanye. Tetapi kalau mau melihat kekuatan paslon sebenarnya bisa dilihat dari rilis semua lembaga survei karena ini lebih terukur partisipasi atau dukungan terhadap paslon capres dan cawapres.

"Yang pasti pada momen terakhir ini (GBK dan JIS) menjadi penegasan terhadap basis masing masing bahwa mereka kuat dan siap pada hari H pencoblosan," imbuh Tasrifin.

Sementara itu, para calon anggota legislatif maupun calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) juga dihantui perasaan cemas jelang pemilihan. Calon anggota DPR Dapil Sulsel I, Ajiep Padindang optimistis akan melenggang ke Senayan. Bahkan caleg dari Partai Golkar ini menargetkan maksimal meraih 120 ribu suara.

"Sebagai caleg saya optimis terpilih di DPR RI. Saya target maksimal 120 suara, minimal 80 ribu suara," kata Ajiep.

Ajiep meyakini bahwa Partai Golkar dapat meraih 2 kursi DPR RI Dapil Sulsel 1. Caleg nomor 08 itu, membeberkan bahwa, basis utamanya berada di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Kedua daerah tersebut merupakan daerah dengan jumlah pemilih terbanyak. Sementara daerah lainnya yaitu, Kabupaten Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan Selayar juga menjadi perhatian untuk meraih suara.

Ajiep mengaku lebih banyak melakukan sosialisasi melalui media sosial. Menurutnya, lebih efektif bersosialisasi di media sosial ketimbang memasang baliho di pinggir jalan.

"Kami lebih banyak bergerak di media sosial dengan menggunakan Instagram dan Facebook bersponsor. Saya melakukan itu, karena menganggap lebih efektif daripada memasang baliho, sehingga saya bermain digital," ujarnya.

Caleg DPR RI Dapil Sulsel I, Partai Demokrat. Abdul Rachmat Noer (ARN) juga optimistis terpilih. "Melihat animo masyarakat selama kami sosialisasi, saya optimis. Dan peluang itu sangat besar untuk terpilih DPR RI," ujar dia.
Noer mengatakan, tim pemenangan sudah jalan dan bahkan tim juga bertambah, serta antusiasme masyarakat terhadap dirinya semakin tinggi.

"Karena pertarungan sangat ketat sehingga kita harus memilih kantong kantong suara yang bisa memberi suara signifikan. Jadi, saya hanya fokus di dua wilayah saja, Jeneponto dan Makassar. Kenapa Jeneponto karena saya punya keluarga disana," ujar dia.

Sementara itu, caleg DPR RI, Dapil Sulsel I, dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Muhammad Surya menutup kampanye terakhirnya dengan bertemu relawan dan tim untuk memperkuat basis di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS). Adapun lokasi Ketua PSI Sulsel itu bersama 1.500 koordinator TPS, bertemu di Hotel Claro Makassar, Sabtu (10/2/2024) malam. Tujuanya adalah memastikan tim dan relawan bekerja.

Surya berharap kepada koordinator TPS agar mengajak tetangganya dan keluarga besarnya untuk hadir di TPS pada tanggal 14 Februari mendatang.

Calon anggota DPR RI Dapil Sulsel 1, Rudy Pieter Goni alias RPG menggelar doa bersama dengan 1.000 relawannya. Kegiatan itu digelar di Mbuuk Coffee Shop Jalan Andi Djemma. Sekretaris PDIP Sulsel itu menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT karena sudah melewati tahapan pencalegan sesuai harapan
Dia meminta maaf kepada seluruh masyarakat di Dapil Sulsel 1 apabila terjadi kesalahan baik itu dari tim maupun dia secara pribadi.

"Hari ini kami gelar doa bersama 1000 relawan. Setelah 75 hari lamanya berkampanye dimulai tanggal 28 November hingga 10 Februari 2024," ujar RPG. (suryadi/C)

  • Bagikan

Exit mobile version