RAKYATSULSEL - Berpikir positif merupakan sikap mental yang didasarkan pada keyakinan bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan baik, serta melihat sisi terang dari setiap situasi.
Namun, di tengah kehidupan yang kompleks dan penuh dengan tantangan, seringkali individu cenderung berpikir negatif.
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tekanan pekerjaan, masalah hubungan, atau peristiwa traumatis di masa lalu.
Terkadang, kecenderungan untuk berfokus pada hal-hal yang buruk atau kemungkinan terburuk dalam situasi tertentu dapat mengakibatkan pola pikir yang negatif dan mempengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan.
Dengan begitu, selalu berpikir positif merupakan hal yang penting dan memiliki kekuatan yang besar serta dapat menjadi salah satu kunci kesehatan bagi tubuh.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh para ahli dari Johns Hopkins, yakni Lisa R. Yanek, M.P.H., bersama timnya mengungkapkan bahwa orang-orang yang memiliki pandangan hidup positif, terutama yang memiliki riwayat keluarga penyakit jantung, memiliki risiko yang jauh lebih rendah untuk mengalami serangan jantung atau penyakit kardiovaskular lainnya dalam jangka waktu 5 hingga 25 tahun dibandingkan dengan individu yang sering berpikir negatif.
Dalam survei tersebut, Yanek dan timnya menilai tingkat keceriaan, energi, kecemasan, dan kepuasan terhadap kesehatan dan kehidupan secara keseluruhan untuk membedakan dampak pemikiran yang "positif" dan "negatif."
Para peneliti mengungkapkan bahwa individu yang sering berpikir positif lebih terlindungi dari dampak inflamasi yang disebabkan oleh stres.
Dalam studi tersebut, mereka juga menemukan bahwa emosi negatif dapat melemahkan respons sistem kekebalan tubuh. Sehingga, dapat dipastikan bahwa terdapat hubungan erat antara pemikiran yang positif dengan kesehatan secara keseluruhan.
Meskipun kepribadian dan pemikiran yang positif sering dianggap sebagai karakter bawaan yang sulit diubah, ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pandangan dan pemikiran positif, sehingga dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Salah satunya, yakni dengan lebih sering tersenyum. Berdasarkan studi dari University of Kansas mengungkapkan bahwa tersenyum, bahkan tersenyum yang dilakukan dengan terpaksa dapat menurunkan detak jantung dan tekanan darah saat menghadapi situasi stres.
Alih-alih merasa stres terhadap situasi tertentu, cobalah untuk melihatnya dari sudut pandang yang berbeda dan menghargai hal-hal positif dalam situasi tersebut.
Selain itu, membangun ketangguhan juga sangat penting. Ini melibatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi stres dan mengambil tindakan konkret untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, Anda dapat memperkuat pandangan positif Anda sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif pula terhadap kesehatan tubuh. (jp/raksul)