WAJO, RAKYATSULSEL - Dinas Kesehatan Wajo terus memberikan perhatian khusus terhadap kasus tengkes (stunting). Semua elemen diminta berperan untuk membantu mencapai target nasional.
Diakui,kasus tengkes bukan permasalahan kecil. Terhambatnya perkembangan tubuh anak, berdampak terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak berdaya saing pada masa datang.
Dinkes Wajo bersama anggota DPRD telah berkunjung ke Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel dan pemerintah pusat, untuk membangun sinergi dalam mencegah dan mempercepat penurunan tengkes di Wajo.
“Kami terus berupaya menurunkan angka prevalensi untuk membantu pencapaian target nasional 14 persen pada 2024,” ujar Kadis Kesehatan Wajo drg Armin, Selasa (20/2/2024).
Para pemangku kepentingan perlu bekerja sama agar dapat mencapai target, termasuk memberikan dukungan pada Tim Satgas Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di lapangan.
Sejumlah program kerja telah terlaksana. Di antaranya, program KB dan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi kunci keberhasilan saat ini.
HPK memberikan perhatian kepada ibu hamil dan anak di bawah dua tahun. Langkah ini bertujuan memberikan intervensi gizi spesifik dan sensitif.
“Menekan pernikahan dini atau anak di bawah umur tak kalah pentingnya untuk diperlihatkan. Karena pernikahan dini juga berpotensi menyebabkan stunting,” tutupnya. (***)