RAKYATSULSEL - Binus Serpong, Tangerang Selatan menyatakan tidak akan mentolelir tindakan kekerasan yang dilakukan oleh siswanya. Pihak-pihak yang terbukti bersalah akan diproses sesuai aturan sekolah.
"Binus School Serpong tidak akan mentoleransi tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun. Kami semua bertanggung jawab untuk mencegah kekerasan," kata Corporate PR Binus University Haris Suhendra kepada wartawan, Selasa (20/2).
Haris mengatakan, pihak sekolah sudah turun tangan melakukan penyelidikan. Termasuk akan memanggil orang tua siswa yang diduga sebagai pelaku kekerasan.
"Kami berupaya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan saling menghargai sebagai prioritas kami," jelasnya.
Sebelumnya, viral kabar terjadi aksi kekerasan di Binus Serpong, Tangerang Selatan. Dalam informasi yang beredar disebutkan di sekolah tersebut ada siswa yang membentuk geng dan sudah berlangsung 9 generasi.
Geng ini dikendalikan oleh senior kelas 12 yang disebut Agit. Agit selain bertugas sebagai pemimpin juga menjadi pihak yang merekrut anggota baru.
Keuntungan bergabung dengan geng ini yakni diberi uang, mendapat parkir kendaraan dekat Binus, dan yang terpenting adalah status hierarki yang lebih tinggi dibanding siswa lain. Siswa yang tidak bergabung ke dalam geng kerap mendapat perundungan atau bullying bahkan pemukulan.
Geng Tai ini biasanya nongkrong sepulang sekolah di Warung Ibu Gaul (WIG) yang terletak di belakang sekolah. Di sana mereka biasa melakukan kegiatan menyimpang, seperti merokok, vaping, dan melakukan kekerasan, termasuk melalukan rekruitmen anggota baru.
Syarat untuk masuk ke geng ini harus melewati beberapa tahapan. Mulai dari disuruh meneriakan nama seseorang, membelikan makanan untuk senior, mendapat aksi kekerasan hingga pelecehan.(jp/raksul)