MAKASSAR, RAKYATSULSESL.CO - Pemerintah Kota Makassar berencana akan menggunakan solar cell atau panel surya di gedung-gedung sekolah, puskesmas, hingga kantor pemerintah di Kota Makassar pada tahun ini. Hal itu dilakukan sebagai upaya mewujudkan komitmen pemerintah untuk pengurangan emisi karbon atau low carbon.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto mengatakan pemasangan solar cell untuk mengurangi penggunaan energi listrik.
"Semua sekolah karena rata rata berfungsi siang, sebenarnya dia sudah low carbon tapi karena bergantung sama listrik, sehingga sensitivitas terhadap listrik menjadi tinggi," ujar Danny saat konferensi pers di acara Rapat Koordinasi Khusus 2024 di Hotel Four Point by Sheraton Makassar, Senin (26/2/2024).
Alasan lainnya, kata Danny, penggunaan solar cell juga karena berkaca pada pengalaman pada musim kemarau yang disertai El Nino beberapa waktu yang lalu. Sensitivitas terhadap energi listrik menjadi meningkat karena pemadaman listrik.
"Kita belajar dari kekeringan, listrik kota jadi bermasalah. Sedangkan di sekolah-sekolah ada sensitivitas yang terpengaruh dengan naik turunnya listrik," ujar Danny.
Danny menegaskan APBD-Perubahan 2024, Pemkot Makassar akan memfokuskan pengadaan solar cell untuk di sekolah, puskesmas, hingga gedung pemerintah.
"Maka saya pastikan tahun ini, di APBD Perubahan saya akan fokuskan pada solar cell, di semua sekolah, itu hal yang nyata," imbuh Danny.
Sebelumnya, Danny menyebutkan pemerintah memiliki visi menjadikan Kota Makassar sebagai kota dunia. Komitmen yang harus diterapkan juga merupakan komitmen-komitmen dunia. Salah satunya yakni, penerapan low carbon. Sebab, kata dia, emisi karbon saat ini semakin hari semakin tidak terkendali.
"Salah satu komitmen dunia sekarang musuh bersama itu adalah emisi karbon yang semakin hari semakin tidak bisa dikendalikan," ujar Danny.
Maka dari itu untuk mewujudkan zero carbon, Pemkot Makassar berkomitmen untuk merancang gerakan-gerakan yang nyata, terstruktur dan masif untuk pengurangan karbon.
"Terstruktur sistematis, caranya adalah bagaimana melibatkan masyarakat di Rakorsus ini. Itu tadi masyarakat 15 ribu yang menyaksikan, 1.200 dalam gedung dengan narasumber yang memadai, karena itu pembicara nasional semua," imbuh Danny.
Danny melanjutkan penerapan low carbon di Kota Makassar sudah mulai dilakukan, seperti penggunaan kendaraan listrik di lingkup Pemerintah Kota Makassar. Yakni, kendaraan dinas, mobil pelayanan kesehatan dari Dinas Kesehatan Makassar Dottoro'ta, dan bus listrik pariwisata atau Commuter Metromoda (Co'mo) yang akan mulai mengaspal.
Tak hanya itu, kehadiran Gedung Makassar Government Center (MGC) yang berlokasi di Kawasan Taman Macan menjadi kantor pemerintahan pertama di Indonesia yang menerapkan konsep green building.
"Kita sementara bangun dan InsyaAllah Maret kita selesai," ujar Danny.
Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin mengapresiasi ide dan gagasan pemerintah Kota Makassar, yang melakukan rembug kota yang dihadiri 1.200 peserta, termasuk menghadirkan ahli di bidangnya.
"Rembug kota ini dihadiri oleh para narasumber skala nasional dan internasional ini yang luar biasa. Seluruh pejabat SKPD dan pemangku kepentingan di Kota Makassar semua dilibatkan," kata Bahtiar.
Bukan hanya itu, substansi yang dibicarakan tentang low carbon (rendah karbon) merupakan isu dunia dan kota seluruh negara. Oleh karena, kata dia, ide yang baik dari tingkat bawah dari kabupaten/kota harus didukung oleh pemerintah di atasnya.
Program Pemerintah Kota Makassar ini, kata Bahtiar, berkesesuaian dan sejalan dengan rancang bangun perencanaan pembangunan jangka panjang Sulawesi Selatan 2024-2045. Membangun Sulsel yang mandiri, berdaulat dan maju dalam ekosistem ekonomi biru, yang ramah lingkungan dan alam yang harus diutamakan. Mengolah alam dan membangun daerah, tetapi jangan lupa alam tetap harus dirawat.
"Kami pastikan ketika Makassar sudah membicarakan low carbon, tentu seluruh kabupaten dan kota di Sulsel juga harus membicarakan low carbon. Penurunan emisi karbon bukan hanya di Makassar. Tema ini harus saya dorong agar daerah lain juga bicarakan," ujar Bahtiar.
Bahtiar mengajak Danny yang juga memiliki latar belakang perancang atau orang planologi untuk membantu mendesain ekosistem Sulsel, khususnya low carbon.
"Kalau ada program kabupaten kota yang bagus kita angkat menjadi program provinsi, kebijakan yang bagus yang ada juga kita dorong menjadi kebijakan nasional," imbuh dia. (shasa anastasya-abu hamzah/C)