MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ketua Komisi D DPRD Makassar, A Hadi Ibrahim Baso mengatakan adanya insiden meninggalnya santri di tangan seniornya di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an (PPTQ) Al Imam Ashim diperlukan peningkatan pengawasan.
Politikus PKS ini ini pun meminta agar pihak pesantren melakukan perbaikan sarana prasarana. Misalnya dengan menambah lebih banyak ccctv untuk peningkatan pengawasan ke santri.
Selanjutnya pembenahan sistem pengawasan dengan menambah jumlah pengasuh atau pembina pesantren karena banyaknya anak-anak di pondok itu. Kemudian melakukan kegiatan siswa yang bersifat adanya kebersamaan.
"Seperti outbond yang melibatkan narasumber dari DP3A, Dinas Pendidikan, Kemenag, dan lainnya untuk terlibat didalamnya," kata A Hadi Ibrahim Baso
Selain itu, dia juga meminta kepada pihak pesantren juga diminta untuk proporsional dalam menerima santri. “Jangan dipaksa menerima banyak santri, tetapi sarana dan prasarana tidak memadai di dalam,” tegasnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Makassar, Achi Sulaiman mengatakan pihak pesantren juga merasa terbantu untuk pemberitaan yang berimbang ke masyarakat. Tetapi memang kata dia, pihak pesantren perlu melakukan berbagai perbaikan.
Dia juga menyarankan perlunya pengasuhan yang lebih berperspektif pada anak mengingat pesantren ini adalah lembaga yang betul-betul mendidik anak. "Kemudian perlu edukasi anak sebagai duta buli," katanya.
Dia juga berharap agar kejadian ini dijadikan semua pesantren di Makassar untuk berbenah diri untuk melihat pola pengasuhan yang baik terhadap anak. “Sehingga terulang kejadian serupa,” jelasnya. (Fahrullah/B)