BI Sulsel Gandeng SB IPB Gelar  Riset Diseminasi Cold Chain Produk Perikanan 

  • Bagikan
Sosialisasi riset diseminasi terkait optimalisasi pemanfaatan rantai dingin (Cold Chain) produk perikanan tangkap di Sulawesi Selatan.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan riset diseminasi terkait optimalisasi pemanfaatan rantai dingin (Cold Chain) produk perikanan tangkap di Sulsel.

Riset ini bertujuan memberikan pemahaman  kepada stakeholders di daerah, terkait strategi dalam pembangunan ekonomi daerah khususnya dalam meningkatkan kinerja sektor perikanan melalui optimalisasi rantai pasok dingin (Cold Chain). 

Riset ini merupakan hasil kerja sama antara BI Sulsel dengan Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB IPB) dan diselenggarakan 27-29 Februari 2024 pada tiga lokasi yang berbeda yakni Kabupaten Bone, Kabupaten Bulukumba dan terakhir di Makassar hari ini. 

Kegiatan ini turut dihadiri OPD Pemerintah Provinsi Sulsel, Pemkot Makassar, Pemkab Takalar, Pemkab Barru, Perbankan, pelaku usaha, akademisi, media, kelompok nelayan dan penyuluh perikanan. 

Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda mengatakan, riset ini tentunya melihat potensi sumber daya perikanan Sulsel yang sangat besar. 

Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel, dr. Muhammad Ichsan Mustari menyambut baik upaya BI Sulsel bersinergi dengan pemerintah daerah. Khususnya untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan terkait pengembangan ekonomi dengan memberikan rekomendasi kebijakan yang berbasis riset (research-based policy).

Sementara, Dr. Nimmi Zulbainarni  selaku pemateri menyatakan bahwa terdapat dua hal yang menjadi rekomendasi kepada Pemprov Sulsel berdasarkan dari riset yang telah dilakukan. 

Pertama, dalam pengembangan rantai pasok dingin, pemerintah dan pihak terkait di Sulsel perlu memprioritaskan investasi untuk peningkatan kapasitas dan penambahan pabrik es. Kebijakan ini bertujuan untuk mengamankan pasokan es yang stabil, yang krusial untuk menjaga kesegaran ikan khususnya di tingkat nelayan.

Namun, Hal ini dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti masalah lokasi dan aset, tantangan investasi, isu operasional, serta kecukupan pasokan listrik.

Kedua, pemerintah dapat mempertimbangkan pengadaan mesin vacuum sealer yang dapat digunakan oleh nelayan atau pengelola TPI untuk meningkatkan kualitas penyimpanan ikan. Penerapan vacuum sealing sebagai langkah dalam proses cold chain dapat meningkatkan umur simpan ikan, menjamin kualitas produk hingga ke konsumen, dan memungkinkan nelayan untuk mencapai pasar yang lebih luas dengan produk yang lebih tahan lama.

Kedepan, BI Sulsel akan terus mendorong peningkatan sektor perikanan Sulsel melalui implementasi strategi yang tepat guna dan didukung oleh kebijakan yang berbasis riset dengan dukungan lembaga perguruan tinggi yang kredibel. (Hikma/B)

  • Bagikan

Exit mobile version