PAREPARE, RAKYATSULSEL - Komitmen BPJS Kesehatan dalam memberikan layanan terbaik kepada peserta menjadi salah satu hal yang terus ditunjukkan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Tak dapat dipungkiri bahwa program JKN memberikan dampak yang sangat besar kepada para pesertanya yang sedang membutuhkan jaminan pelayanan kesehatan yang diterimanya. Program JKN terbukti dapat meringankan beban masyarakat dan membuat orang-orang tak lagi takut berobat karena faktor biaya yang mahal.
Hal inilah yang dirasakan Habiba (51), salah satu peserta JKN yang rutin memanfaatkan kepesertaan JKN karena diabetes yang dideritanya.
“Saya bersyukur karena sudah terdaftar sebagai perserta JKN, apa lagi saya didiagnosa diabetes sudah sepuluh tahun. Awalnya saya mendaftar sebagai peserta JKN pada segmen mandiri sejak tahun 2014 silam, sejak saat itu juga saya sudah mulai rutin melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan karena diabetes, bahkan rutin menggunakan insulin selama sebelas tahun,” ungkap Habiba, Jumat (01/03).
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan perawatan dan pengeluaran biaya yang cukup besar, terutama bagi mereka yang membutuhkan penggunaan insulin sebagai bagian dari pengelolaan kondisi kesehatan mereka. Namun, Program JKN hadir sebagai solusi biaya kesehatan terjangkau untuk membantu meringankan beban biaya insulin bagi masyarakat Indonesia.
Menurut Habiba, menjadi peserta JKN merupakan hal yang wajib dan penting dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan iuran yang terjangkau, ia bisa mendapatkan pelayanan yang sangat baik dari fasilitas kesehatan tempatnya terdaftar.
Selain karena penyakit diabetesnya, Habiba juga rutin menjalani perawatan karena menderita penyakit maag. Ia menderita penyakit mag sejak beberapa tahun lalu dan sering mengganggu aktivitasnya sehari-hari, bahkan ia harus beberapa kali menjalani rawat inap.
“Saya pernah menjalani rawat inap selama empat malam, mulai dari pemeriksaan dokter, kamar perawatan hingga obat-obatan sudah masuk dalam tanggungan BPJS Kesehatan. Tidak hanya itu, saya bahkan ditempatkan pada kelas perawatan yang lebih tinggi dari hak yang seharusnya saya terima karena saat itu kamar perawatan kelas tiga sudah penuh dan luar biasanya saya tidak dikenakan biaya sepeser pun,” terangnya.
Kepada Tim Jamkensews, ia mengaku jika pelayanan BPJS Kesehatan saat ini sudah sangat mudah, cukup menggunakan KTP ia sudah bisa mendapatkan pelayanan.
“Saat itu ibu saya ingin di bawa berobat, tapi kartu JKN miliknya tercecer jadi petugas di puskesmas hanya meminta KTP atau kartu keluarga karena datanya sudah sinkron dengan data BPJS Kesehatan” pujinya.
Habiba yang saat ini menjadi Ketua Rukun Tetangga (RT) di lingkungannya sangat merekomendasikan warganya untuk mendaftarkan diri sebagai peserta JKN. Secara tidak langsung ia menjadi penyambung lidah BPJS Kesehatan karena benar-benar merasakan manfaatnya.
“BPJS Kesehatan sangat memperhatikan pelayanan kepada pesertanya, tidak hanya pelayanan kesehatan, mereka rutin melakukan pelayanan administrasi dan pemberian informasi secara langsung dengan turun ke lapangan. Baru-baru ini kami diberikan pemahaman terkait hak dan kewajiban sebagai peserta JKN di Kantor Lurah Ujung Baru,” tambahnya.
Di akhir perbincangan, ia berterima kasih karena BPJS Kesehatan terus berupaya agar peserta JKN dapat berobat dengan nyaman. Ia mengapresiasi inovasi yang dikemas dalam Aplikasi Mobile JKN, berbagai fitur di dalamnya benar-benar memberinya kemudahan.
“Saya sangat terbantu dengan aplikasi Mobile JKN ini, fitur-fitur yang ada di dalamnya sangat menjawab kebutuhan kami sebagai peserta JKN. Yang sangat membantu adalah fitur antrean online, saya tidak perlu lagi merasakan antre berjam-jam saat harus berobat, cukup mengambil nomor antrean melalui satu aplikasi,” tutupnya. (*)