MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) dijadwalkan berlangsung pada pertengahan tahun 2024. Rencananya, antara bulan Juni atau Juli 2024.
Proyek PSEL ini berlokasi di Kecamatan Tamalanrea dan akan dikerjakan oleh Konsorsium empat SUS Indonesia Holding Limited, Shanghai SUS Environment Co, Ltd., PT Grand Puri Indonesia sebagai pemenang tender.
Groundbreaking PSEL ini belum dapat ditentukan jadwal pastinya karena menunggu kelengkapan dokumen perizinan. Pihak konsorsium diberikan waktu selama lima bulan untuk menyeelesaikan kelengkapan dokumen perizinan proyek PSEL ini.
"Fix nya groundbreaking, tergantung dengan dokumen 5 bulan ke depannya dia (konsorsium). Jadi mereka akan menyelesaikan dulu kelengkapan dokumen, feasibility studyselama 5 bulan," kata Sekretaris Tim Penilai PSEL Pemkot Makassar Iksan Latif, Kamis (29/2/2024).
Setelah dokumen perizinan proyek PSEL selesai, Iksan melanjutkan, pihak konsorsium diminta untuk mengajukan modal keuangan ke perbankan. Alasannya, pihak konsursium harus memiliki keuangan lebih untuk pembangunan proyek PSEL ini. Meskipun pihak konsorsium memiliki kecukupan modal dalam pembangunan proyek PSEL ini.
"Setelah kelengkapan dokumen dipenuhi, mereka akan mendapatkan sinyal, apalagi sinyal dari perbankan. Sebenarnya, mereka sudah punya modal sendiri, cuma mereka harus ada financial plus, jadi mereka harus menyelesaikan financial plus setelah itu baru kita akan lakukan groundbreaking," imbuh Iksan.
Iksan menyebut pemerintah kota memberikan dukungan penuh secara administrasi kepada konsorsium. Pihaknya bahkan, akan membuat permohonan bantuan langsung pengolahan sampah (BPLS) ke Kementerian Lingkungan Hidup untuk mendapatkan subsidi.
Sebelumnya, International Business Dept. Investment Manager, Shanghai SUS Environment Co.,Ltd. Bruce Huang mengatakan pihaknya akan menyelesaikan izin analisis dampak lingkungan (amdal) dan transfer land titel sebelum memulai peletakan batu pertama.
Bruce mengaku diberi waktu selama 6 bulan untuk melengkapi dokumen pengerjaan tahap pertama.
"Kami baru menang secara resmi, setelah itu yang pertama harus kita bentukkan, spv perusahaan proyek, setelah itu ada transfer land titel untuk dialihkan ke spv, jadi kami yang punya, lalu ada persiapan-persiapan advice amdal, itu secara teknikal yah komprehensif," kata Bruce Huang, beberapa waktu lalu.
"Sebelum itu kami juga bisa melakukan groundbreaking tapi mendingan kami selesai dulu, targetnya di tengah tahun ini misalnya Juni atau Juli groundbreaking. Enam bulan itu semua persiapan, sebelum tanda tangan KSPI dengan pemkot Makassar," tambahnya.
Lebih lanjut, Bruce membeberkan jumlah dana yang disiapkan untuk pembangunan proyek PSEL sebesar Rp 3 triliun. Jumlah dana yang disiapkan tersebut, kata dia, dapat berubah sesuai dengan kesepakatan pihak Pemkot Makassar.
"Sampai sekarang masih tetap kita siapkan Rp3 triliun , kita akan bikin advace, kan pemkot juga lagi bikin advace jadi nanti kalau cocok , berarti fix," ujar Bruce.
Ia menambahkan, lokasi proyek yang dipilih masih berada di Kecamatan Tamalanrea. Pembebasan lahan masih terus bergulir, sehingga pihaknya membutuhkan sedikit waktu untuk pengambil alihan lahan.
"Sampai sekarang masih lancar, cuma butuh sedikit waktu, dalam bulan Maret (pembebasan lahan) sudah selesai semua," tutup Bruce.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Makassat telah mengumumkan investor yang lolos pada tahap tiga besar pada proyek Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) TPA Antang, pada 22 Mei 2023 yang lalu.
Pengumuman tersebut dapat dilihat pada laman website makassarkota.go.id. Berdasarkan surat Pemberitahuan Hasil Evaluasi Dokumen Penawaran Pemilihan Mitra KSPI-PSEL Nomor: 060/Pamil-PSEL/MKS/IV/2023. Para investor yang masuk tiga besar pada proyek PSEL TPA Antang yakni Konsorsium 4 diperingkat I dengan skor 83.20, Konsorsium 2 diperingkat II skor 74.31 dan Konsorsium 3 diperingkat III dengan skor 67.10.
Ketua Panitia Lelang Investasi PSEL, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar, Bau Asseng mengatakan para investor yang lolos ke tahap tiga besar semuanya merupakan investor dari China.
Adapun syarat yang harus dipenuhi para investor agar dapat memenangkan proyek PSEL TPA Antang ini di antaranya perusahaan memiliki kesanggupan keuangan, memiliki teknologi terbaru yang ramah lingkungan, dan sudah pernah mengelola satu proyek PSEL atau semacamnya, baik di Indonesia maupun luar negeri. Syarat tersebut telah tecantum pada kerangka acuan kerja (KAK).
Danny mengatakan, keberadaan proyek PSEL di Makassar, merupakan salah satu upaya pemerintah kota dalam mengurangi emisi karbon di kota Makassar.
Dia menargetkan, 9 tahun ke depan TPA Antang akan direvitalisasi menjadi taman kota. Sehingga, tidak ada lagi emisi karbon yang dihasilka di area tersebut.
"Tentang pengolahan sampah sudah ada pemenang, PSEL yang ada akan kita olah dengan sistem yang ada. Disamping itu pula, sampah rumah tangga akan kita olah dengan sampah yang ada di TPA, sehingga 9 tahun yang akan datang, TPA bisa menjadi taman," ucap Danny.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto tengah mendorong penggunaan energi hijau sebagai energi alternatif untuk jangka panjang. Salah satunya penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan skema investasi.
Danny mengatakan, kebutuhan energi di Kota Makassar dapat dipenuhi melalui PSEL. Danny menyebut PSEL ini dapat menyuplai listrik sekitar 18 mega watt. "Kesempatan bagi PSEL meningkat, ini bisa dapat 18 mega watt," ujar Danny. (shasa anastasya/C)