MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Provinsi Sulsel melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kembali mengingatkan para pedagang sapi untuk memperhatikan baik-baik daging sapi yang bakal dijual atau disalurkan ke daerah lainya.
Pasalnya, belum lama ini virus jembrana kembali muncul dan membunuh sapi, meski belum seberapa jumlahnya, seperti di Kabupaten Bulukumba dan Sinjai.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nurlina Saking menyampaikan meski virus jembrana tidak menyerang langsung manusia, namun kualitas daging sapi yang terjangkit virus tersebut bisa saja mengganggu kesehatan manusia melalui kualitas daging yang tidak baik.
"Saya mengimbau untuk edukasi pedagang. Karena mereka harus paham, kalau jual murah pindah ke kabupaten lain, pindahlah penyakitnya. Dipindahkan oleh nyamuk, yang menggigit sapinya ikut virusnya dan pindah ke sapi lain ketika digigit. Virus ini sama dengan covid, penyebarannya cepat," ulasnya, baru-baru ini.
Nurlina meminta agar pedagang atau peternak yang melihat indikasi sapinya terjangkit tidak menjualnya dengan mudah ke daerah lain.
Hal itu bertujuan untuk menjaring dan menghentikan penularan virus terhadap sapi lainya, sebab penyakit pada ternak ini bisa kembali kapan saja ke daerah asal Sapi ketika mata rantainya tidak diputus.
"Karena virus begitu ada masa jenuh, kalau sudah jenuh pasti turun. Tapi dihabisi dulu ternak yang sehat," ungkapnya.
Lanjut dia, pemutusan rantai penyebaran virus tersebut juga dapat ditempuh dengan cara sedini mungkin melakukan pemberian vaksin terhadap sapi yang diternak masyarakat.
Ia menyampaikan, secara khusus virus jembrana itu menyerang jenis sapi bali.
"Ada laporan, dan kita sudah distribusi vaksin Jembrana untuk mencegah penularan. Sinjai, Bulukumba, Bone (daerah rawan)," kata Nurlina, baru-baru ini. (Abu Hamzah/B)