Bahas Penanggulangan Bencana, Akademisi Ibnu Hajar Raih Gelar Doktor di UNM

  • Bagikan
Akademisi Ibnu Hajar Didampingi Istri Usai Sandang Gelar Doktor di UNM

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Salah satu daerah di Indonesia yang rentan terjadi bencana alam, utamanya banjir adalah Sulawesi Selatan. Sejumlah wilayah yang mengalami kondisi kritis terjadi pada Sungai Jeneberang di Gowa dan Data Sungai Kelara di Jeneponto, dimana menjelaskan Kabupaten Jeneponto merupakan satu salah daerah di Sulsel rentan terhadap bencana khususnya banjir.

Hal itu disampaikan Ibnu Hajar dalam Disertasi berjudul Kontruksi Sosial Penanggulangan Bencana Alam di Kabupaten Jeneponto dihadapan Promotor Prof Syamsu Andi Kamaruddin dan Co-Promotor Firdaus W Suhaeb di Gedung Pasca Sarjana UNM, Senin (4/3).

Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) itu menyampaikan penanggulangan bencana alam merupakan aspek penting dalam menjaga ketahanan suatu wilayah terhadap ancaman alam. Konstruksi sosial penanggulangan bencana alam di Kabupaten Jeneponto melibatkan berbagai aktor dan faktor yang saling berinteraksi untuk menciptakan strategi yang efektif.

"Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana konstruksi sosial penanggulangan bencana alam di Kabupaten Jeneponto terbentuk. Jadi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran masyarakat, pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh adar sebagai aktor dalam menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Jeneponto," tegasnya.

Lebih jauh, kata dia, selain itu faktor-faktor pendukung yang ada dalam sistem sosial, baik secara individu maupun masyarakat sebagai warga negara yang dapat menunjang dalam menanggulangi masalaha bencana banjir di Kabupaten Jeneponto.

Tujuan lainnya dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana model penanggulangan bencana sebagai hasil dari konstruksi sosial masyarakat dalam penanggulangan bencana. Deskriptif kualitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan paradigma konstruktivisme sebagai pendekatannya.

"Sumber data kita itu terdiri dari data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara secara langsung dan tidak langsung berupa laporan bencana dari pemerintah dan non pemerintah, dengan sasaran dan fokus penelitian pada persepsi dan sikap masyarakat akan bencana," jelasnya.

Pembagian data dalam penelitian ini dibagi ke dalam data secara kronologis maupun kategoris, yang memungkinkan peneliti kualitatif dapat menganalisis data sejak peneliti berada di lapangan, baik ketika mengumpulkan data maupun ketika menyelesaikan pengumpulan data. Pendekatan kualitatif dalam penelitian digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi.

Hasil studi, kata Ibnu--sapaan akrabnya menunjukkan bahwa konstruksi sosial penanggulangan bencana alam di Jeneponto dipengaruhi oleh budaya lokal, struktur sosial, kebijakan pemerintah, dan partisipasi masyarakat. Peran penting tokoh masyarakat, lembaga sosial, dan organisasi non-pemerintah dalam membangun kesadaran, mitigasi risiko, dan respons cepat terhadap bencana juga ditemukan.

"Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika sosial dalam upaya penanggulangan bencana alam di tingkat lokal dan memberikan panduan untuk pengembangan kebijakan yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan bencanadi masa depan," ungkapnya. (Armansyah)

  • Bagikan

Exit mobile version