JAKARTA, RAKYATSULSEL - Jelang Ramadan di mana tiap orang yang beragama Islam menjalankan puasa, orang-orang yang pengidap penyakit tertentu merasa bimbang untuk menjalankan kewajibannya. Salah satunya adalah pengidap penyakit diabetes melitus. Amankah untuk ikut berpuasa saat Ramadan?
Menurut praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama, puasa untuk pengidap diabetes melitus bukan hanya boleh dilakukan, malah ternyata mempunya manfaat bagi kesehatan para pengidapnya.
"Di antaranya mengontrol (menurunkan) kadar gula darah, menurunkan berat badan, melawan peradangan, meningkatkan fungsi otak, mencegah gangguan neurodegeneratif, menyehatkan jantung dengan mencegah aterosklerosis yang biasanya menyebabkan serangan jantung," ujarnya kepada wartawan, Minggu (3/3).
Selain itu, Ngabila juga menyebut bahwa puasa bagi pengidap diabetes melitus dapat menurunkan tekanan darah tinggi secara signifikan serta kadar kolesterol total, dan kolesterol LDL (jahat), serta trigliserida darah.
Namun begitu, ia menyarankan agar pengidap diabetes melitus tetap melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu saat akan ikut berpuasa selama Ramadan. "Pemeriksaan tekanan darah, gula darah puasa, gula darah 2 jam sesudah makan, dan jika memungkinkan kadar gula per 3 bulan atau disebut HbA1c," ungkapnya.
"Jika ada yang nilainya tidak normal, perlu mengkonsultasikan kepada dokter untuk terapi (obat) dan anjuran pola makan/kalori lebih lanjut," sambung Ngabila.
Selain itu, ia juga menyebut bahwa ada baiknya pengidap diabetes melitus nelakukan pemeriksaan kadar glukosa darah apabila muncul gejala yang tidak biasa atau tanda hipoglikemia atau hiperglikemia. "Penyesuaian dosis dan jadwal pemberian obat atau insulin menurut anjuran dokter," tandasnya. (*) (jp/raksul)