MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kinerja industri perbankan per Januari 2024 tetap resilien dan berdaya saing di tengah ketidakpastian perekonomian global.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja industri perbankan di dorong oleh tingkat profitabilitas Return On Asset (ROA) sebesar 2,71 persen dan Net Interest Margin (NIM) sebesar 4,54 persen. Selain itu, Permodalan (CAR) perbankan relatif tinggi sebesar 27,54 persen. Angka ini menunjukkan bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, Aman Santosa mengungkapkan dari sisi kinerja intermediasi, pada Januari 2024, secara bulanan kredit mengalami penurunan sebesar Rp32,69 triliun, atau terkontraksi sebesar 0,46 persen yang merupakan siklus yang selalu terjadi setiap awal tahun (seasonal).
"Namun demikian, secara tahunan kredit tumbuh double digit sebesar 11,83 persen dari tahun sebelumnya diperiode yang sama menjadi Rp7.058 triliun," ujar Aman dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK.
Pertumbuhan tersebut utamanya didorong Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 12,26 persen dibanding tahun sebelumnya, sementara ditinjau dari kepemilikan bank, Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu tumbuh sebesar 14,44 persen dibanding tahun sebelumnya.
Searah dengan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami kontraksi secara bulanan namun tumbuh positif secara tahunan.
"Pada Januari 2024 DPK tercatat kontraksi sebesar 0,50 persen dibanding bulan sebelumnya tetapi naik sebesar 5,80 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya diangka 3,73 persen atau menjadi Rp8.415 triliun, dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 8,17 persen dibanding tahun sebelumnya di periode yang sama," jelas Aman.
Dari sisi likuiditas industri perbankan pada Januari 2024 memadai dengan rasio-rasio likuiditas yang masih jauh di atas level kebutuhan pengawasan. Rasio Alat Likuid/Non-core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing turun menjadi 123,42 persen dari angka tahu lalu di periode yang sama 127,07 persen dan 27,79 persen atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,79 persen dan NPL gross sebesar 2,35 persen Seiring pertumbuhan perekonomian nasional, jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 melanjutkan tren penurunan menjadi sebesar Rp251,21 triliun setelah sebelumnya diangka Rp265,78 triliun periode Desember 2023 atau turun Rp14,57 triliun, dengan jumlah nasabah tercatat turun menjadi 977 ribu nasabah. (Hikmah/B)