Proyek Rp500 Juta di Maccinibaji Jeneponto Menuai Sorotan

  • Bagikan

JENEPONTO, RAKYATSULSEL- Proyek pengerasan beton, sirtu dan plat duiker di Desa Macinibaji dan Desa Camba- camba, Kecamayan Batang, Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2023, menuai sorotan.

Lembaga Swadaya Masyarakat Anak Purna Adhyaksa Jeneponto menduga proyek jalan yang menelan anggaran sebesar Rp500 juta rupiah tersebut dikerjakan tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Serta diduga kekurangan volume, lantaran kondisi jalan saat ini telah mengalami kerusakan di sejumlah titik badan jalan, padahal usianya belum cukup satu tahun pasca dibagun.

Sementara proyek pengerjaan jalan tersebut adalah merupakan proyek program pengembangan insfrastruktur sosial ekonomi wilayah Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Sulawesi Selatan, yang dikerjakan oleh Kelompok Kerjasama Antar Desa (KKAD) Kecamatan Batang, melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2023, dengan nomor kontrak HK.0102-Cb29.5.1/151/2023.

"Kami menduga seperti itu, khususnya mengenai mutu beton, kami juga berharap proyek jalan ini diperiksa oleh Aparat Penegak Hukum (APH), "ujar Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Anak Purna Purna Adhyaksa Jeneponto, Muh. Zainal Sese Kr Jarre kepada Rakyat Sulsel, baru- baru ini.

Bendahara KKAD Kecamatan Batang, Kr Lagu, yang dikonfirmasi, membantah kalau proyek tersebut dikerjakan asal- asalan, dan menyebutkan bahwa proyek jalan yang dikerjakannya adalah proyek Penunjukan Langsung atau PL.

"Belum saya cek (kondisi jalan saat ini), semuanya tidak benar, orang kerja dengan arahan fasilitator yang sesuai prosedur. PL (penunjukkan langsung), sudah diperiksa sama orang Balai, "ujarnya.

Lebih jauh, Kr Lagu, menyebutkan bahwa Ketua KKAD Kecamatan Batang adalah Muhammad Rais yang saat ini menjabat Kepala Desa Maccinibaji.

"Rais (Ketua KKAD Kec. Batang), sesuai ji (realisasi anggaran tertera di papan proyek dengan yang diterima oleh kelompok kerja), "tutupnya.

Dengan proyek pengerasan beton, sirtu dan plat duiker di Desa Macinibaji dan Desa Camba- camba, yang diduga dikerjakan asal- asalan, tentunya juga berpotensi merugikan keuangan negara.(Zadly)

  • Bagikan

Exit mobile version