MADINAH, RAKYATSULSEL - Pertemuan Konferensi Ulama Majma Khadimul Haramain Syarifain Malik Salman Bin Abdul Aziz Lil Hadist Nawabi Syarif terus berlanjut di Madinah, Arab Saudi. Sejumlah ulama besar dunia berkumpul membahas perkembangan ilmu hadis.
Salah satu peserta Konferensi Ulama Majma Khadimul Haramain Syarifain Malik Salman Bin Abdul Aziz Lil Hadist Nawabi Syarif, Ketua Umum As'adiyah Prof Nasaruddin Umar. Pada kesempatan itu, Ketum As'adiyah itu mengusulkan soal pemberian Hadis Award.
"Jadi Imam besar Istiqlal yang juga Ketua Umum As'adiyah Prof Nasaruddin Umar mengusulkan agar kedepan adanya Hadit Award kepada orang-orang atau lembaga yang berjasa dalam pengembangan hadits Nabi Muhammad SAW," ujar Ketua Yayasan As'adiyah Bunyamin Yapid mendampingi, Jumat (8/3).
Alasannya, sambung Bunyamin Yapid menjelaskan, kondisi saat ini terutama di Indonesia dimana para mahasiswa yang ingin mengambil jurusan hadis mulai menurun. Sehingga, pemberian Hadis Award salah satu solusi.
"Ini baru usulan. Syarat dan lainnya kita serahkan ke Lembaga Majma Khadimul Haramain Syarifain Malik Salman Bin Abdul Aziz Lil Hadist Nawabi Syarif," tukasnya.
Tak berhenti disitu, kata Yamin--Wakil Ketua Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah itu, Prof Nasaruddin Umar menilai perlu Lembaga Majma Khadimul Haramain Syarifain Malik Salman Bin Abdul Aziz Lil Hadist Nawabi Syarif ini mengadakan musabaqah hadis tingkat internasional.
"Supaya apa? para generasi islam banyak yang tertarik untuk belajar hadis," tegasnya.
"Ada 10 tokoh ulama yang ditunjuk Raja Salman Bin Abdul Azis sebagai dewan pengawas pada lembaga hadis miliknya ini, seperti Imam besar istiqlal, mufti Mesir, India, Maroko, Jibuti dan lima orang ulama penasehat Kerajaan Arab Saudi," tambahnya.
Diketahui, Ketum As'adiyah Prof Nazaruddin Umar sebagai dewan pengawas pada Lembaga Hadis milik Raja Salman Bin Abdul Azis ini yang berkantor di Madinah Al Munawwarah sehingga berstatus tamu kerajaan Arab Saudi.
Ia diundang bersama Ketua Yayasan Pondok Pesantren As'adiyah Bunyamin Yapid. Konferensi ini merupakan Konferensi kedua setelah Konferensi pertama di Oktober Tahun 2023 yang lalu. (Armansyah)