BULUKUMBA, RAKYATSULSEL - Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menimbulkan kekhawatiran di masyarakat Bulukumba karena angka kasusnya yang tinggi.
Memasuki awal 2024 hingga Maret 2024 (6/3), tercatat sebanyak 130 kasus DBD tersebar di seluruh desa dan kelurahan di wilayah Bulukumba, dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 1,3%. Data ini disampaikan oleh Etty Susanty, SKM, Pengelola Program DBD di Dinas Kesehatan Bulukumba.
Petugas dari setiap Puskesmas juga telah melakukan edukasi massif di masyarakat, baik melalui penyuluhan kelompok maupun secara mobile. Namun, perubahan cuaca dan tingginya intensitas hujan di beberapa daerah menjadi faktor peningkatan kasus DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba, dr. Amrullah, menyatakan bahwa pihaknya menerima banyak laporan dan permintaan fogging. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa fogging bukanlah solusi utama. Namun yang lebih penting lagi adalah menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.
Fogging pun dilakukan di beberapa fokus wilayah Desa Barombong, Kecamatan Gantarang, dengan dukungan Kepala Desa setempat, Jumat 8 Maret 2024.
Etty Susanty menambahkan bahwa fogging ini akan membunuh nyamuk dewasa di luar rumah, namun tidak efektif untuk membunuh jentik nyamuk.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak dan berkelanjutan setidaknya seminggu sekali di rumah dan lingkungan masing-masing.
Petugas kesehatan juga semakin gencar menyampaikan pesan penting Gerakan 3M Plus, yaitu Menutup, Menguras, Mendaur Ulang, melalui berbagai media sosial sebagai upaya mencegah peningkatan kasus DBD.
Harapannya, dengan langkah-langkah preventif yang diambil, kasus DBD di Bulukumba dapat ditekan dan masyarakat dapat hidup lebih sehat serta nyaman dari ancaman penyakit DBD. (Sal)