Untuk itu, Idrus berpesan, siapapun yang memimpin Partai Golkar harus memiliki karya, ide, dan gagasan yang bisa lebih memperkokoh posisi partai di tengah-tengah masyarakat.
"Munas di Golkar bukanlah sesuatu hal yang luar biasa. Melainkan, katanya, tiap masa kepemimpinan punya periodesasi yang diatur dalam aturan organisasi," katanya.
Seperti diketahui, berdasarkan masa bakti kepengurusan Partai Golkar, seyogyanya akan digelar munas pada tahun ini. Airlangga Hartarto sebelumnya terpilih lewat Munas yang berlangsung pada tahun 2019 lalu dan akan berakhir pada tahun 2024.
Soal munculnya nama Jokowi, Idrus menegaskan jika kebesaran Golkar tak lepas dari tangan mantan Wali Kota Solo itu.
"Kontribusi pak Jokowi dalam membesarkan Golkar itu jelas. Jujur atau tidak jujur ada campur tangan pak Jokowi dalam capaian Golkar saat ini," cetus dia.
Perolehan kursi Golkar periode lalu diangka 85 dan tahun ini naik menjadi 112 kursi. Jadi jujur atau tidak peranan Jokowi cukup besar, apalagi kalau sudah masuk.
Tapi kata Politisi asal Pinrang ini, ia tidak mau sesumbar menyeret nama Jokowi masuk ke dalam perhelatan munas Golkar.
"Saya punya keyakinan tapi biarkan dulu pak Jokowi selesaikan di partai sebelah, bagaimana pun beliau kader, jangan sampai kita bicarakan baru di sebelah bagaimana bagaimana," tutupnya. (Yadi/B)