PAREPARE, RAKYATSULSEL - Penjabat (Pj) Wali Kota Parepare, DR Drs Akbar Ali menyampaikan ungkapan selamat menjalankan ibadah bulan suci ramadan 1445 Hijriyah bagi seluruh masyarkat kota Parepare. Apresiasi itu diunggah Akbar melalui media sosial Humas Pemerintah Kota Parepare, Minggu, 10 Maret 2024.
“Atas nama Pemerintah Kota Parepare mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1445 Hijriah,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriyah jatuh pada Selasa 12 Maret 2024.
“Mari kita sambut bulan suci ini dengan memperbanyak ibadah dan silaturahmi, agar kita mendapat keberkahan dari Allah SWT,” pesan Akbar Ali.
Sementara itu Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, penetapan awal Ramadan 2024 diputuskan secara bersama dalam sidang isbat pada Minggu 10 Maret 2024. Menurut Menag, sidang menyepakati keputusan tersebut karena dua hal.
“Pertama, kita telah mendengar paparan Tim Hisab Rukyat Kemenag yang menyatakan tinggi hilal di seluruh Indonesia di berada di atas ufuk dengan ketinggian antara – 0° 20‘ 01“ (-0,33°) sampai dengan 0° 50‘ 01“ (0,83°),” kata Menag.
“Dengan sudut elongasi antara 2 derajat 15 menit 53 detik sampai dengan 2 derajat 35 menit 15 detik,” sambung Menag.
Artinya, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Ramadan 1445 H, belum memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Diketahui, pada 2021 Menteri Agama anggota MABIMS menyepakati kriteria baru yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Dengan posisi demikian, lanjut Menag, maka secara astronomis atau hisab, hilal tidak dimungkinkan untuk dilihat. Hal ini selanjutnya terkonfirmasi oleh pernyataan para perukyah yang diturunkan Kemenag.
“1 Ramadhan jatuh pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2024 Masehi,” ujar Yaqut dalam konferensi pers di Kemenag, Jakarta Pusat.
Pelaksanaan sidang isbat melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag, serta dihadiri para duta besar negara sahabat dan perwakilan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam.
Sidang ini juga melibatkan perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta Komisi VIII DPR RI.(*)