"Jadi, kita paling rentang terpapar intoleran karena media sosial kita, hari ini mungkin dia bisa inklusif besok dia bisa menjadi ekslusif karena pengaruh media sosial ini," singkatnya.
Sedangkan, Guru besar ilmu komunikasi politik Islam UIN Alauddin, Prof. Dr. Firdaus Muhammad. MA juga menekankan kemah kebangsaan ini membangun nasionalisme, kebersamaan, toleransi sebagai modal dalam negara Indonesia yang multikultural.
"Makanya penting anak-anak diajari bagaimana menghadapi perbedaan, bagaimana generasi muda ini bisa saling menerima perbedaan sebagai anak bangsa," ujar Prof Firdaus Muhammad.
Kegiatan kemah kebangsaan ini ditutup dengan pembacaan deklarasi piagam penggerak moderasi beragama yang dibacakan oleh Prof Firdaus Muhammad. MA yang diikuti seluruh peserta kemah kebangsaan.
"Tujuanya, penguatan moderasi beragama, kemah kebangsaan ini menciptakan pikiran-pikiran yang baik tentang perdamaian dan toleransi untuk generasi z akan menentukan kedamaian ditengah-tengah masyarakat dan bekal menjalani kehidupannya dimasa yang akan datang," tukasnya. (Yadi/A)