Bahtiar: Empat Bulan Lagi Sulsel Panen Pisang Cavendish

  • Bagikan
PISANG. Suasana pemantauan Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin terhadap perkembangan pisang Cavendish di Kodim 1409 Gowa, beberapa waktu lalu.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin optimistis pisang Cavendish yang jor-joran ditanam di sejumlah daerah akan panen dalam empat bulan ke depan. Hal itu disampaikan Bahtiar saat melakukan pemantauan perkembangan pisang Cavendish di Kodim 1409 Gowa, Selasa lalu.

Bahtiar bersama dengan personel TNI dan Polri juga melakukan penanaman bibit pisang dengan memindahkan anakan pisang Cavendish yang sudah tumbuh pada pohon yang ditanam pada November 2023. Tak hanya itu, pemberian benih cabai juga dilakukan untuk dapat diaplikasikan pada beberapa lahan potensial milik Kodim 1409 Gowa.

Bahtiar memberikan apresiasi kepada para tentara yang melakukan pengembangan dan perawatan pisang Cavendish yang merupakan salah satu program prioritasnya. Menurut dia, melihat perkembangan tanaman itu dalam kurun waktu empat bulan ke depan itu sudah dapat memasuki masa panen.

“Mudah-mudahan empat bulan ke depan mereka sudah bisa dipanen,” imbuh dia.

Bahtiar menyampaikan, kekompakan antarstakeholder terkait juga diharapkan mampu menjadi kekuatan dan terus bertambah untuk menyukseskan program tersebut.

“Saya sangat yakin pengembangan semua jenis pisang bisa menjadi usaha alternatif bagi masyarakat Sulsel termasuk anak-anak muda,” kata Bahtiar.

Ia menyampaikan, untuk para anak muda sebaiknya didukung untuk menjadi pengusaha dalam bidang apapun termasuk menjadi pelaku pengembangan pisang dan jenis tumbuhan hortikultura lainnya.

“Jadi kalau ada anak muda yang beternak pisang, jangan bilang petani, tapi mereka pengusaha pisang,” kata dia.

Sementara itu Bahtiar dan Penjabat Bupati Bone Islamuddin melakukan penebaran 400 ribu bibit ikan nila dan mas di Kabupaten Bone. Hingga hari ini, sudah 2,1 juta benih ikan yang ditebar di Bone.

"Kami warga mendukung dan berterima kasih karena ada yang bisa membantu masyarakat di sini. Pendapatan masyarakat di sini bisa bertambah dan bisa menjadi sumber penghasilan baru," kata salah seorang warga, Syamsu Alam.

Kepala Cabang Dinas Kelautan Bosowasi Provinsi Sulsel, Hery Misniaty menjelaskan bahwa penebaran benih ikan ini menjadi salah satu program prioritas Pj Gubernur untuk ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan ekstrem.

"Di Kabupaten Bone ini sudah 2,1 juta ekor ditebar. Untuk hari ini 200 ribu di Desa Lea dan di Palakka juga 200 ribu benih. Jadinya 400 ribu benih hari ini," kata Hery.

Adapun Bahtiar menyampaikan ingin menjadikan dua lokasi tersebut sebagai pusat pembibitan ikan air tawar.
"Mau menjadikan tempat ini sebagai pusat pembibitan ikan air tawar," ujar dia.

Investasi Pabrik Cabai

Sementara itu, Bahtiar menyampaikan tengah melakukan negosiasi bersama dengan pihak swasta untuk membangun pabrik pengolahan cabai di Sulsel. Menurut dia, hal itu bertujuan untuk memaksimalkan pengolahan dari hasil pertanian khusus pada komoditas cabai agar memiliki harga jual yang statis untuk para petani.

“Ini sementara dipikir negosiasi satu atau dua perusahaan cabai di jawa untuk bisa bikin pabrik di sini,” ujar Bahtiar.

Menurut dia, Sulsel memiliki kabupaten penghasil cabai yang baik, tapi masih diperlukan pengorganisasian mengenai hasilnya, sebab kenaikan atau anjloknya harga itu masih sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca di Sulsel.

Adapun Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel, Imran Jausi menyampaikan rencana pembangunan perusahaan cabai itu merupakan salah satu upaya menjaga stabilitas produksi para petani.

“Persoalan nilai tambah cabai sangat tergantung pasar. Kalau lagi panen biasanya nilai tambah petani kurang, atau harga cabai kurang. Dengan adanya pabrik, hasil panen cabai terserap cepat,” ujar dia.

Imran mengatakan, para petani tidak akan ragu lagi melakukan penanaman dalam jumlah yang besar untuk komoditas cabai, kepastian pasar dan pengolahannya dapat langsung disalurkan pada perusahaan yang pengolahan cabai tersebut.

Terlebih lagi pola konsumsi masyarakat terhadap jenis cabai masih mengedepankan cabai yang segar, hal itu juga berpengaruh langsung pada harga cabai yang akan beredar di pasaran.

“Seperti sekarang kondisinya kita tidak punya cara supply change baik,sehingga harga cabai yang ada tidak terkendali. Dengan adanya pabrik maka kita harapkan ada perubahan pola masyarakat gunakan cabai,” kata Imran. (abu hamzah/B)

  • Bagikan

Exit mobile version