JAKARTA, RAKYATSULSEL - Sejumlah keluarga memiliki caranya tersendiri untuk memotivasi anak-anak mereka supaya tertarik dan bersemangat dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Meskipun anak-anak belum wajib berpuasa, hal itu bagian dari proses latihan supaya ketika memasuki usia akil baligh, mereka sudah terbiasa menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Ada orang tua yang memberikan hadiah ketika anak berhasil melaksanakan ibadah puasa. Namun hal itu tidak diterapkan oleh Inara Rusli dalam mendidik anak-anaknya berpuasa.
Inara Rusli bukan tipikal orang tua yang menyemangati anak-anak dengan memberikan hadiah sebagai apresiasi atas usaha si anak yang berhasil menjalankan ibadah puasa.
"Aku tidak membiasakan ke mereka, nggak yang dikit-dikit dikasih imbalan materi. Supaya mereka tidak beranggapan segala sesuatu harus ada imbalannya. Biar mereka tahu kalau puasa ya tujuannya untuk ibadah," kata Inara Rusli saat ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Selasa (12/3).
Inara Rusli berusaha mengajarkan ke anak bahwa ibadah puasa Ramadhan merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan. Inara bersyukur Starla yang saat ini sudah berusia 8 tahun mampu melaksanakan puasa satu hari penuh.
Sementaraa dua anak lainnya masih belajar puasa setengah hari. Saat buka puasa, anak-anaknya juga tidak ada yang rewel minta menu tertentu yang harus disiapkan di meja makan.
"Alhamdulillah anak-anak sudah dibiasakan apa adanya, yang penting buka puasa harus ada kurma. Masalah menu pendampingnya fleksibel ya, nggak harus ada tiap hari," kata Inara Rusli. (jp/raksul)