MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penurunan perolehan kursi, baik itu di DPR RI maupun di tingkat Provinsi.
Partai berlambang Banteng Moncong Putih ini sebelumnya berhasil mengisi tiga Dapil dengan kader terbaik mereka. Namun, saat ini hanya tinggal tersisa 1 kursi yang diduduki oleh Ridwan Andi Wittiri di Sulsel 1.
Untuk DPRD Sulsel, PDIP kini hanya memiliki 6 kursi, dibandingkan dengan sebelumnya yang memiliki 8 kursi. Dapil yang hilang mencakup Sulsel 2 atau Makassar B, Sulsel 8 (Soppeng, Wajo), Sulsel 9 (Enrekang, Sidrap, Enrekang), dan Sulsel 10 (Tana Toraja, Toraja Utara).
Meskipun mengalami kehilangan di beberapa Dapil, PDIP berhasil menempatkan kader-kadernya di Sulsel 3 (Gowa, Takalar) dan Sulsel 4 (Jeneponto, Bantaeng, Selayar).
Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah, melihat bahwa penurunan capaian kursi PDIP bisa disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, PDIP pada tahun ini tidak mendapat keuntungan dari pilpres.
"Pada tahun 2019, PDIP mendapat keuntungan dari kehadiran Jokowi, namun dalam pilpres kali ini, Jokowi dan PDIP tidak berada dalam satu kelompok. Sulsel bukanlah basis tradisional dari PDIP, jika mendapatkan kursi secara signifikan, itu lebih karena dukungan kekuasaan dan elektoral Jokowi. Konflik antara PDIP dan Jokowi pasca-pilpres tentu berdampak pada penurunan perolehan kursi," katanya.
Kedua, menurutnya, penurunan tersebut bisa juga disebabkan oleh komposisi calon anggota legislatif (caleg) di setiap Dapil. "Komposisi caleg memiliki pengaruh besar pada kinerja elektoral partai di suatu Dapil," ujarnya.
Terakhir, menurut Asratillah, ada perubahan lingkungan strategis yang dihadapi PDIP. "Pada tahun ini, muncul kompetitor yang lebih gesit dan berdaya besar seperti Gerindra dan NasDem," jelasnya.
"Ke depan, PDIP harus mencari cara yang lebih adaptif dan gesit untuk memperkuat basis politiknya di Sulsel, dan hal ini harus dimulai sejak sekarang," tandasnya. (Fahrullah/B)