RAKYATSULSEL - Umat Muslim Palestina menjalani puasa di Bulan Suci Ramadhan 2024 dengan dibayangi perang antara Israel dan Hamas. Selain itu, kelaparan juga melanda di sepanjang jalur Gaza. Di tengah puing-puing bangunan yang runtuh, umat Muslim Palestina di Gaza menyambut Ramadhan dengan melaksanakan sholat tarawih bersama. Mereka tetap berdoa agar selamat dari bencana perang.
Sekitar 1,5 juta orang mengungsi di kota Rafah perbatasan selatan Gaza. Mereka kesulitan mendapatkan makanan untuk berbuka puasa. Kebanyakan dari mereka mengonsumsi makanan kaleng dan kacang-kacangan.
Para pengungsi berlindung di dalam tenda darurat yang dibangun di tengah bangunan-bangunan yang runtuh. Meski memanfaatkan fasilitas seadanya, tempat mereka bernaung terasa nyaman bersama keluarga.
PBB melaporkan bahwa mereka kesulitan untuk mengirim makanan dan bantuan lainnya khususnya wilayah Gaza utara. Hal ini membuat sebagian masyarakat di beberapa wilayah kekurangan makanan saat bulan Ramadhan.
"Kami tidak tahu apa yang akan kami makan saat berbuka nanti," ucap Zaki Abu Mansour, 63. "Saya hanya memiliki tomat dan timun, dan saya tidak memiliki uang untuk beli makanan," imbuhnya.
Mengutip dari kementerian kesehatan di Gaza yang dilaporkan oleh PBB, terdapat 25 orang telah meninggal karena kekurangan gizi dan mengalami dehidrasi, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak. "Kami tidak merasakan kenikmatan di bulan Ramadhan, lihatlah semua orang yang tinggal di dalam tenda dalam cuaca dingin," ujar warga lain bernama Al-Masry.
"Anda tidak dapat melihat siapapun dengan kegembiraan di matanya" kata Sabah al-Hendi, yang sedang belanja makanan di kota selatan Rafah.
Kendati mengalami kekurangan, beberapa dari mereka sangat antusias menyambut bulan suci Ramadhan, dengan membuat dekorasi lampu seadanya yang dihubungkan di antara tenda mereka.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengimbau kepada Israel dan Hamas agar menurunkan senjata, untuk menghormati semangat umat Muslim di bulan suci Ramadhan. Di kota Rafah, puluhan orang menunaikan sholat di reruntuhan masjid yang terkena serangan udara Israel. Ini menunjukkan antusias umat muslim dalam menyambut ibadah di tengah konflik yang melanda.
Meski perang tetap berlanjut, umat muslim Palestina menyambut meriah ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Dengan makanan untuk berbuka puasa sangat terbatas dan tempat untuk sholat yang telah hancur. Mereka sangat mengharapkan bantuan dari negara lain dalam mengisi kebutuhan yang diperlukan agar mereka dapat menjalani ibadah puasa dengan tenang tanpa merasa kelaparan. (jp/raksul)