Selain tiga parpol tersebut, Suryadi Culla juga memasukkan nama Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto. Meski partainya kalah telak di Sulsel, tetapi Danny masih bisa maju lewat skema koalisi.
”Danny Pomanto harus dihitung, tidak boleh dilupakan. Apalagi selama ini sudah melakukan orientasi politik di daerah, karena diuntungkan juga dengan posisi sebagai ketua IKA Unhas,” ungkapnya.
Bahkan kata dia, Danny bisa saja berpasangan dengan Adnan. Tetapi butuh kerja keras, karena harus melihat komposisi partai pendukung. Mengingat, PDIP butuh koalisi lebih banyak untuk mencukupi syarat maju.
”Danny kan dua periode, saya kira dia layak naik kelas. Meski akan muncul polarisasi yang cukup tajam karena segmentasi figur yang muncul. Ini menjadi sulit, karena dari semua figur hampir tidak ada yang mau jadi 02. Danny meski partainya tidak cukup, tapi sepertinya tidak mau jadi 02. Begitu juga NH dan AIA,” tuturnya.
Sehingga, dia menilai akan ada konfigurasi karena sulitnya pilihan figur utama. Sehingga, potensi orang nomor dua bisa saja muncul dari luar parpol. Sebab, 02 juga akan ikut berpengaruh sebagai dampak dari Pilpres terpilih.
”Kalau kita lihat tadi, bisa tiga pasangan bisa juga lebih. Tapi problemnya ada dua. Pertama mencari koalisi, dan kedua menentukan figur yang akan disandingkan sebagai tandem politik calon gubernur,” tutupnya. (Fahrullah/B)
