MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan bakal jadi primadona parpol di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024 mendatang. Adnan bahkan mulai terbuka terkait niatnya maju di Pilgub.
Pada Senin (25/3/2024), Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, sempat melontarkan kelakar di hadapan peserta verifikasi penilaian Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD), agar didoakan untuk maju di Sulsel (calon Gubernur Sulsel). Candaan ini mendapat aplaus dari peserta.
Adnan bahkan sebelum Pemilu kemarin dinilai sebagai figur paling kuat untuk maju di Pilgub. Keberhasilan memimpin Gowa selama dua periode menjadi ukuran. Bahkan selama memimpin Gowa, inovasi dan penghargaan telah ditorehkan.
Sekretaris Partai Kebangkitan Bangsa Sulsel, Muhammad Haikal mengatakan, saat ini PKB masih membentuk desk pilkada dan Pilgub sehingga baru akan membuka pendaftaran nantinya.
"Nanti lewat desk pilkada akan dibuka pendaftaran termasuk pilgub. Sekarang sementara pembentukan," ujar dia, kemarin.
Lantas siapa figur yang di dorong PKB? Haekal mengatakan hingga kini belum merujuk satu nama. Hanya saja, PKB juga mempersiapkan kader internal yakni Ketua DPW PKB Azhar Arsyad untuk bisa didorong maju di Pilgub.
Menurutnya, PKB punya kekuatan 8 kursi akan menjadi nilai tawar bagi calon gubernur, apakagi jika koalisi maka butuh 1 atau 2 parpol untuk menggenapkan syarat usungan.
Dari nama-nama yang muncul, bakal ada tiga poros kandidat berpotensi terjadi di Pilgub Sulsel. Hal tersebut dikarenakan ketatnya figur di masing-masing partai. Partai Nasdem, Golkar, dan Gerindra diprediksi akan membuat poros masing-masing. Sebab dari figur mereka, semuanya merupakan calon gubernur dan sulit untuk mau menjadi wakil.
Misalnya NasDem, dinilai daya tawarnya sangat besar. NasDem satu-satunya partai yang bisa mengusung sendiri calonnya karena perolehan kursinya yang menjadi 20 persen kursi DPRD Sulsel.
Partai Golkar meskipun tak bisa mengusung sendiri, akan tetapi, memiliki figur yang dipastikan tak mau menjadi wakil. Seperti Nurdin Halid, Taufan Pawe, dan Adnan Purichta Ichsan, serta Indah Putri Indriani.
Gerindra juga demikian. Di situ ada mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (ASS) yang diprediksi akan diusung. Termasuk PDIP yang memiliki figur Wali Kota Makassar, Danny Pomanto juga akan sulit untuk mau menjadi wakil.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Adi Suryadi Culla menilai tiga partai peraih suara tertinggi itu diprediksi akan mengusung figur sendiri sebagai 01. Sebab, mereka juga punya punya nama-nama besar di internal partai.
"Misalnya di NasDem, figur utamanya adalah Rusdi Masse. Selama ini dia menjadi simbol partai dan secara struktural, kekuatan kepartaian ada di tangannya," ujar Adi.
Begitu juga dengan Golkar, nama Nurdin Halid sudah lebih dulu tersohor dibanding yang lain. Sebab, dia adalah figur yang sudah pernah ikut kontestasi Pilgub Sulsel, sementara yang lain baru akan mencoba.
"Adnan juga bisa. Selain dua nama tersebut, masih ada nama Taufan Pawe yang patut diperhitungkan. Sebab, dia memang punya unsur pendukung yang bisa menopang namanya baik di perhelatan Pilgub Sulsel. Karena ada pengaruh terhadap struktur partai ke bawah dan vertikal ke DPP. Saya rasa tiga nama itu perlu disebutkan oleh DPP," imbuh Adi.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu PKS Sulsel, Arfianto mengatakan saat ini pihaknya baru akan membuka penjaringan setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil Pileg 14 Februari 2024 kemarin. Tapi untuk potensi yang diusung saat ini sudah mulai dia terawang.
“Ini baru penetapan suara pemilu, nanti setelah penetapan calon terpilih baru kita bentuk tim penjaringan. Tapi saat ini kami sudah mulai melihat pergerakan beberapa figur,” kata dia.
Dirinya menyebutkan dari nama-nama yang sudah mulai muncul memiliki popularitas yang sudah cukup bagus.
“Dari segi peluang mereka sudah teruji (Pilkada) dan saat ini sementara kami petakan juga karena harus berkoalisi dan terlibat dengan partai lainnya," imbuh dia.
Direktur PT Indeks Politica Indonesia (PT IPI) Suwadi Idris Amir mengatakan untuk kandidat calon gubernur Sulsel yang berstatus bukan ketua partai harus berjuang meyakinkan pemegang mandat partai dengan cara meningkatkan elektabilitas mereka.
“Kalau dilihat adalah elektabilitas. Makanya harus meyakinkan partai bahwa tingkat penerimaan ke masyarakat sangat baik," ujar dia.
Tapi tak kalah penting ongkos politik. Jika ada kandidat kepala daerah yang memiliki elektabilitas tinggi pastinya pemodal akan cenderung merapat “Kalau ongkos politik kuat bisa meyakinkan partai dengan membeli partai,” kata Suwadi.
Adapun mengenai posisi Adnan dan Danny Pomanto, kata Suwadi, memiliki potensi dilirik sebagai 01. “Dari segi elektoral mereka baik walau survei tidak terlalu jauh, jadi pasti akan diincar untuk menjadi 01,” kata dia.
Jika mereka kekurangan ongkos politik dan tidak bisa meyakinkan Parpol pastinya mereka nantinya akan realistis menjadi 02. “Kalau Adnan kalau saya lihat kalau tidak bisa 01 mungkin dia akan realistis membuka 02,” imbuh Suwadi. (suryadi-fahrullah/B)