Sedangkan untuk pemain lama, peluang mereka karena mereka relatif lebih mengenal medan tarung pilkada.
"Mereka juga relatif berpengalaman mengenai model komunikasi politik, manajemen tim-relawan, dan mobilisasi sumber daya untuk memenangkan pilkada," bebernya.
Cuman seringkali pemilih bisa jenuh dengan pemain lama, apalagi jika dalam karir politik mereka dianggap tidak memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan warga kota Makassar.
"Sehingga pemain lama tetap mesti meremajakan citra mereka, dan mengadaptasi strategi komunikasi politiknya dengam perubahan-perubahan ekosistem politik yang ada," gurunya.
Namun dirinya berharap agar para bakal kandidat pilwali Makassar ke depannya tdk hanya mengandalkan show of force popularitas dan elektabilitas.
"Mereka juga mesti memformulasikan visi mereka tentang Makassar ke depan, lalu mengkomunikasikannya secara sederhana kepada pemilih sebagai bagian dari pendidikan politik. Kita berharap pilkada ke depan bisa lebih bermartabat dibanding pileg yang baru berlangsung, dimana masyarakat menentukan pilihannya bukan hanya karena sembako, souvenir atau uang," tandasnya. (Fahrullah/B)
