Senada dengan itu Deputi Rektor III Bid. Kemahasiswaan dan Alumni Unifa, Muhammad Bisyri menyampaikan, mengenai keterlibatan kampusnya dalam program ferien job ke Jerman dan terindikasi kasus TPPO, dia peroleh dari pemberitaan yang beredar.
Bisyri mengatakan pihaknya pernah mengirim mahasiswanya ke luar negeri pada tahun 2023 lalu. Namun dalam proses seleksi, hanya satu mahasiswa yang dinyatakan lolos dari Fakultas Komunikasi.
"Kalau dari kami kan hanya sekedar mengirim mahasiswa untuk ikut program itu dan itu diseleksi kemudian lolos kualifikasi, kemudian kebetulan Unifa memang ada satu mahasiswanya yang lolos komunikasi," terangnya.
Saat pendaftaran dibuka, terang Bisyri, ada beberapa pihak dari program ferien job yang berkunjung ke kampusnya kala itu. Dimana seluruh mahasiswa dari semua program studi yang ada disebut ikut mendaftar, namun hanya satu mahasiswa yang dinyatakan lulus.
"Jadi dulu waktu dibuka itukan feer and job itu datang berkunjung di Unifa, kemudian melakukan komunikasi dan membuka program, kita buka kesempatan kepada mahasiswa untuk mendaftar itu, semua program studi boleh mendarat dan lolos hanya satu orang," sebutnya.
"Tidak ada jatah, dia buka semua. Kemudian di tag yang lolos, berapa pun yang lolos itu. Kita tidak terlalu tau, yang jelas dia membuka sebuah program studi kemarin dan yang mendaftar juga tidak banyak, tapi ada beberapa dan ada satu yang lolos," sambungnya.