RAKYATSULSEL - Sebagai bentuk apresiasi, Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) DPC Surabaya Raya memberikan anggrek khusus kepada Rini Indriyani Eri Cahyadi. Yaitu, anggrek hasil persilangan dendrobium artic dan dendrobium khanza. Bahkan, anggrek tersebut telah mendapatkan pengakuan internasional.
TANAMAN itu berasal dari Mulyani, petani anggrek asal Prigen, Jawa Timur. Pemilihan anggrek tersebut tidak sembarangan. Telah melalui proses panjang selama dua tahun, mulai penyilangan hingga pembenihan. Tentu saja, hal tersebut dilakukan untuk menghasilkan anggrek yang istimewa dan memiliki karakteristik. Mul –sapaan akrab Mulyani– menerangkan bahwa anggrek itu memiliki karakter kalem dan menawan. ’’Sebagai refleksi pribadi Rini Indriyani Eri Cahyadi,” terang Mul kemarin (30/3).
Anggrek tersebut merupakan jenis hybrid atau hasil persilangan dengan memadukan indukan dendrobium artic dan dendrobium khanza. Hasilnya, corak dan warnanya mendapatkan pengaruh yang rata dari dua indukan tersebut. Pada dendrobium artic, bagian bunganya memiliki warna gelap dengan labelum lebar serta antena yang tegak berdiri. Keduanya merupakan hybrid asal dalam negeri. ’’Ini persilangan bagus, trahnya mudah berbunga,” jelasnya.
Anggrek yang diberi nama Rini Cahyadi itu berusia sekitar 2 sampai 3 tahun. Memiliki panjang 25 sentimeter dan 40 sentimeter jika dihitung sampai bagian bunga. Karakteristik warnanya dominan ungu kemerahan yang tampak elegan dan menawan. Pemilihan itu dilakukan dari setiap koleksi anggrek yang dimiliki anggota PAI DPC Surabaya Raya. ’’Kebetulan, yang dipilih akhirnya yang dari sini,” ungkap dia.
Saat pengajuan penamaan ke Royal Horticultural Society (RHS) London, tidak terlalu banyak antrean. Dengan begitu, prosesnya selesai dalam waktu tiga hari saja. Dua indukan itu pun dipilih lantaran belum ada yang mendaftarkan ke RHS. Lantas, apa manfaat pendaftaran internasional itu? Dengan melakukan registrasi, asal-usul anggrek menjadi jelas dan ketika anggrek tersebut dibawa ke mana pun, namanya tetap sama. Selain itu, anggrek tersebut bisa disilangkan dengan induk lain dan dibawa ke kontes internasional. ’’Kalau orang sekadar menyilangkan dan kasih nama sendiri itu banyak,” tuturnya.
Penyilangan tersebut bertujuan mendapatkan karakteristik yang diinginkan serta varietas yang lebih baik daripada indukan. Tapi, dia tidak menggunakan kultur jaringan, melainkan perawatan biji hasil penyilangan. Hal tersebut dilakukan agar anggrek memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik serta antena atau spatula yang tumbuh lebih bagus dan tegak. ’’Perbedaannya cukup jauh jika dibandingkan dengan kultur jaringan,” terang pemilik Garnis Orchid itu.
KESAN ELEGAN DAN MENAWAN: Dari kiri Mochammad Ghozali, Mulyani, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Agus Imam Sonhaji, serta Kepala DKPP Surabaya Antiek Sugiharti saat penyerahan anggrek kepada Rini. (DPC PAI UNTUK JAWA POS)
Menurut Mul, teknik penyilangan anggrek tersebut tidak harus melihat usia indukan. Tapi, mengacu saat indukan sudah blooming atau berbunga. Indukan yang dia pilih pun tidak sembarangan dan melalui beberapa pertimbangan. Di antaranya, kesehatan tanaman, interval berbunga, dan kecepatan pertumbuhan. ’’Untuk dua induk itu, saya rasa yang paling bagus,” jelas Mul.
Anggrek yang diserahkan tersebut memiliki keunikan tersendiri. Meski berukuran kecil, anggrek itu sudah memiliki banyak bunga. Tidak sekadar 3 sampai 4 kuntum. Selain itu, memiliki spatula yang tinggi, padahal anggrek umumnya lebih merunduk. Selama proses penyilangan itu, juga tak boleh lupa memberi nama dan tanggal. ’’Supaya enggak lupa asal-usulnya,” kata dia.
Anggrek itu telah diserahkan ke Pemkot Surabaya pada pameran bertajuk Kembang Setaman di Balai Pemuda oleh Ketua PAI DPC Surabaya Raya Mochammad Ghozali. Diterima langsung oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya Antiek Sugiharti. Menurut Mul, tanaman itu telah berada di tangan Rini Cahyadi saat ini.
Mul mengatakan, perawatan anggrek hybrid tersebut layaknya anggrek pada umumnya. Di antaranya, ditaruh di tempat teduh, tidak terkena cahaya matahari langsung, penyiraman disesuaikan dengan karakteristik anggrek, serta diberi antihama berdosis ringan agar tak rusak. Yang tak kalah penting adalah pemilihan media tanam yang tepat sesuai lingkungan dan anggrek tersebut. (jp/raksul)