"Apalagi pasca pilpres, Gibran mesti memiliki cantolan parpol agar bisa memiliki bargaining politik yang kokoh di hadapan Prabowo," tuturnya.
Dia menilai, jika Gibran tidak memiliki tempat berlabuh yang bari, maka posisinya sebagai wapres tentu relatif inferior dibanding Prabowo sebagai presiden.
"Sehingga untuk membangun semacam keseimbangan kekuatan di istana kelak, maka Gibran mesti mencari parpol sekaliber Gerindra agar posisi politiknya tetap kukuh," sebutnya.
Menurutnya, kader Golkar juga tidak bisa menafikan prestasi politik yang dicatat oleh Airlangga pasca pemilu kemarin.
Artinya Airlangga masih memiliki legitimasi yang kuat di tubuh Golkar, apalagi masih mendulang dukungan dari sebagian besar pengurus DPP.
Dia menuturkan, Golkar punya mekanisme permusyawaratan tersendiri. Golkar termasuk salah satu partai yang cukup demokratis dalam mengambil keputusan, apalagi tidak ada pemegang saham dominan di tubuh Golkar.
"Ini membuat Golkar seringkali berdinamika, tapi justru itulah Golkar bisa senantiasa beradaptasi dengan ekosistem politik yang ada," tukasnya. (Yadi/B)