SIDRAP, RAKYATSULSEL - Keberadaan prostitusi online di Sidrap menjadi sorotan utama di berbagai kalangan masyarakat. Dari toko pemudah, tokoh agama, aktivis, hingga politisi, semuanya membicarakan fenomena ini.
Meski telah dilakukan razia di beberapa kostan selama dua malam berturut-turut oleh kepolisian, TNI, dan Satpol PP, prostitusi online tetap berlangsung tanpa hambatan.
Aktivis dari Forum Peduli Mustadh'afin (FPM), Ahlan, melaporkan masih adanya perempuan pekerja seks yang aktif melayani klien dengan tarif mencapai Rp500.000 - Rp800.000 per jam, dan untuk satu sesi tarifnya berkisar antara Rp250.000 - Rp400.000.
Ahlan menyerukan agar pemerintah daerah Sidrap segera mengambil langkah tegas terhadap para pekerja prostitusi online dan pemilik kostan yang diduga membiarkan praktik ini terjadi.
"Pemerintah harus segera bertindak. Panggil pemilik kostan untuk bekerja sama dalam memberantas prostitusi online," ujar Ahlan.
Ahlan juga mengkhawatirkan kemungkinan aksi mandiri dari warga jika tidak ada tindakan antisipatif dari pemerintah setempat.
Di sisi lain, Penjabat Sekda Sidrap, Muhammad Yusuf DM, menyatakan komitmen Pemerintah Kabupaten Sidrap untuk memberantas praktik ini.
"Penyakit masyarakat ini memang sulit diatasi. Namun, kami tidak akan mundur dalam upaya memberantasnya. Kami akan terus berkoordinasi dengan kepolisian, TNI, dan Satpol PP untuk melakukan razia gabungan," kata Pj Sekda Sidrap.
Upaya pemberantasan prostitusi online ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan menjauhkan Sidrap dari praktik yang merugikan ini. (Ridwan)