OJK Catat Pertumbuhan Kredit Hingga Rp7 Triliun, Kredit Modal Kerja dan Bank BUMN Jadi Pendorong Utama 

  • Bagikan
Siaran pers RDKB OJK via Zoom

Dari sisi likuiditas industri perbankan pada Februari 2024 memadai dengan rasio Alat Likuid atau Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 121,98 persen . Pada bulan Januari 2024 tercatat 123,42 persen dan 27,41 persen pada Januari 2024 tercatat 27,79 persen atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. 

Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,82 persen dimana pada Januari 2024 tercatat 0,79 persen dan NPL gross sebesar 2,35 persen atau pada Januari 2024 tercatat 2,35 persen. 

Seiring pertumbuhan perekonomian nasional, jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 melanjutkan tren penurunan menjadi sebesar Rp242,80 triliun yang pada Januari 2024 mencapai Rp251,21 triliun atau turun Rp8,41 triliun, dengan jumlah nasabah tercatat turun menjadi 943 ribu nasabah  atau pad Januari 2024 tercatat 977 ribu nasabah.

Ke depan, tetap perlu diperhatikan risiko perbankan utamanya risiko pasar dan dampaknya pada risiko likuiditas terkait sentimen suku bunga global yang masih tetap tinggi, serta potensi peningkatan risiko kredit paska berakhirnya masa relaksasi kredit restrukturisasi terkait Covid-19 pada akhir Maret 2024. 

"Untuk itu perbankan diminta meningkatkan daya tahannya melalui penguatan permodalan dan menjaga coverage CKPN secara memadai, serta secara rutin melakukan stress test untuk mengukur kemampuan permodalannya dalam menyerap potensi risiko," tutupnya. (Hikmah/B)

  • Bagikan

Exit mobile version