RAKYATSULSEL - Dalam hidup kesuksesan dan kegagalan merupakan dua hal yang selalu beriringan dan umum terjadi.
Ya, untuk mencapai kesuksesan memang tidak mudah, karena diperlukan perjuangan dan berbagai faktor lainnya untuk menggapai kesuksesan.
Salah satu dari faktor itu berupa kebiasaan sehari-hari serta pola pikir individu yang bersifat positif dalam menjalani hidup.
Sebaliknya, jika hal itu bersifat negatif dapat membawa individu terjebak di tempat yang sama tanpa kemajuan atau dengan kata lain dapat menuju kegagalan.
Oleh karena itu, melansir dari Hack Spirit, Jumat (5/4), berikut adalah 10 kebiasaan yang dapat menghalangi seseorang mencapai kesuksesan atau membawa pada kegagalan.
- Menolak perubahan
Mereka melihat perubahan bukan sebagai peluang untuk berkembang, melainkan sebagai ancaman terhadap zona nyaman mereka. Ketakutan tersebut bisa begitu kuat sehingga melebihi potensi manfaat dari menerima pengalaman atau perspektif baru.
Ketakutan akan perubahan dapat dikaitkan dengan ketakutan akan kegagalan atau kurangnya rasa percaya diri. Mereka mungkin percaya bahwa mereka tidak memiliki keterampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk menghadapi situasi atau tantangan baru.
- Sering menunda-nunda
Mereka cenderung menunda tugas atau pekerjaan, meyakinkan diri sendiri bahwa mereka akan menyelesaikannya besok, minggu depan, atau bahkan bulan depan. Kebiasaan tersebut menyebabkan menumpuknya pekerjaan yang belum selesai dan tanggung jawab yang tidak tertangani.
Penundaan bukan hanya tentang rasa malas atau kurangnya keterampilan manajemen waktu. Ini juga merupakan mekanisme pertahanan terhadap rasa takut akan kegagalan atau kecemasan tidak melakukan tugas dengan sempurna.
Kebiasaan menunda-nunda, jika tidak diatasi, dapat menjadi hambatan besar dalam perjalanan menuju kesuksesan.
- Tidak memiliki visi yang jelas
Tanpa tujuan dan arah yang pasti, mereka melayang tanpa tujuan, melompat dari satu ide ke ide lainnya tanpa pernah membuat kemajuan berarti dalam bidang tertentu.
Tak adanya visi yang jelas juga dapat menyebabkan kurangnya motivasi. Jika mereka tidak tahu apa yang sedang mereka upayakan, mereka mudah kehilangan minat dan menyerah ketika menghadapi tantangan.
Tanpanya, mereka akan tetap terjebak di tempat yang sama, tidak mampu menentukan arah menuju kesuksesan.
- Tidak menghargai pengembangan diri
Mereka cenderung percaya bahwa mereka sudah cukup mengetahui atau bahwa mempelajari suatu keterampilan, jadi pengetahuan baru tidak diperlukan.
Pola pikir ini membuat mereka stagnan, tidak mampu beradaptasi atau tumbuh di dunia yang terus berubah. Dengan menolak untuk belajar dan berkembang, mereka tetap terjebak dalam kebiasaan buruk mereka, sehingga menghambat kemajuan mereka dalam hidup.
- Menghindari mengambil risiko
Mereka akan lebih memilih untuk bermain aman, tetap berpegang pada apa yang telah dicoba dan diuji, meskipun hal itu tidak membawa mereka ke mana-mana.
Mengambil risiko yang diperhitungkan sangat penting untuk kesuksesan. Hal ini mendorong inovasi, membangun ketangguhan, dan dapat menghasilkan imbalan yang signifikan.
Sayangnya, mereka yang hidup stagnan mengabaikan fakta ini. Mereka tidak menyadari bahwa tanpa mengambil risiko, mereka tidak akan mengalami perubahan atau kemajuan yang signifikan.
- Menyalahkan orang lain
Alih-alih mengambil tanggung jawab atas tindakan dan hasil yang mereka lakukan, mereka malah menuding orang lain, keadaan, atau bahkan nasib. Kebiasaan ini memungkinkan mereka untuk menghindari menghadapi kekurangan atau kesalahannya.
Bertanggung jawab atas kegagalan adalah elemen kunci kesuksesan. Ini dapat membantu dalam mengidentifikasi apa yang salah dan bagaimana menghindari kesalahan serupa di masa depan.
- Mengelilingi diri dengan hal-hal negatif
Entah itu pikiran negatif, orang-orang negatif, atau lingkungan negatif, pengaruh-pengaruh tersebut mempunyai dampak yang sangat besar terhadap pola pikir dan perilaku mereka.
Mengelilingi diri sendiri dengan hal-hal negatif bukan hanya berarti memiliki sikap buruk. Ini tentang membiarkan faktor eksternal mendikte pandangan hidup seseorang dan membatasi potensi seseorang.
- Fokus pada masalah, bukan solusi
Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, mereka cenderung berkutat pada kesulitan dan hambatan tersebut, membiarkan mereka menghabiskan pikiran dan energi mereka.
Berfokus pada masalah bukan sekadar bersikap pesimis, melainkan tentang membiarkan tantangan melumpuhkan mereka dibandingkan memotivasi untuk menemukan solusi.
- Takut dikritik
Mereka melihat sebuah feedback kritis bukan sebagai alat untuk berkembang, tetapi sebagai serangan pribadi. Ketakutan ini menyebabkan mereka menghindari situasi di mana mereka mungkin dikritik, sehingga membatasi kesempatan mereka untuk belajar dan berkembang.
Kritik yang membangun sangat penting untuk perkembangan pribadi. Ini membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan menumbuhkan pola pikir pembelajaran berkelanjutan.
- Kurang disiplin
Kurangnya disiplin menghalangi mereka untuk membuat kemajuan besar dalam bidang kehidupan mereka. Selain itu, kurangnya disiplin bukan hanya berarti tidak bertanggung jawab. Ini tentang membiarkan kepuasan instan menutupi kesuksesan jangka panjang.
Kurangnya pengendalian diri dan konsistensilah yang menghalangi mereka untuk maju dalam hidup. (jp/raksul)