MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Golkar Sulawesi Selatan segera mengirim nama-nama bakal calon kepala daerah yang akan diusung maju di Pilkada 2024.
Mayoritas nama-nama yang diusulkan merupakan kader potensi yang bakal maju sebagai calon bupati atau walikota. Namun beberapa nama yang berstatus petahana tetap diplot berpaket sebagai wakil.
Adapun jagoan beringin rindang pada Pilkada serentak di Sulsel diantaranya, Muh Fathul Fauzi Nurdin Abdullah (Bantaeng), Muhammad Irfan (Enrekang), Muhammad Nasir Ali (Selayar), Patahudding (Luwu), M Basir (Luwu Utara), Suhartina Bohari (Maros), Andi Ilham Zainuddin (Pangkep) dan Usman Marham (Pinrang).
Selanjutnya, Zulkifli Zain (Sidrap), Andi Kartini Ottong (Sinjai), Yohanis Bassang (Toraja Utara), Baso Rahmanuddin (Wajo), Munafri Arifuddin (Makassar), Erna Rasyid Taufan (Parepare), Islam Iskandar (Jeneponto), Andi Akbar Leluasa (Luwu Timur), Jamaluddin Syamsir (Bulukumba), Rahmat Masri Bandaso (Palopo) dan Zulham Arief (Takalar).
Kemudian ada nama Andi Ina Kartika Sari dan Mudassir Hasri Gani (Barru), Jon Rende Mangontan dan Victor Datuan Batara (Tana Toraja). Sementara Gowa dan Bone, Golkar masih melakukan pencermatan siapa yang layak untuk diusung.
Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe mengatakan, Golkar adalah partai kader, sehingga kata dia tidak ada lagi mahar bagi kader. “Alhamdulillah rata-rata ketua DPD II (Kabupaten/kota) hadir, mengapresiasi dan sangat senang sekali diberikan kewenangan dalam penjaringan itu ada pada mereka. Tidak boleh lagi ada DPD-DPD II memanfaatkan keadaan atau situasi itu untuk mencari figur,” kata Taufan Pawe.
Untuk nama-nama yang telah muncul sebelum pemilu Februari 2024 kemarin, itu sudah dia lakukan evaluasi. Dimana beberapa kader mereka siap bertarung sebagai 01 dan masih ada legowo menjadi 02. “Secara umum bisa dikatakan 95 persen daerah siap (maju Pilkada),” ujarnya.
Mantan Wali Kota Parepare ini memberikan contoh DPD II Kabupaten Maros, Suharina Bohari yang awalnya disiapkan maju sebagai penantang Chaidir Syam, saat ini dia legowo kembali berpaket dengan ketua DPD PAN Maros tersebut.
“Ketua DPD II Golkar Maros (Suhartina Bohari) dia realistis dan meminta berpaket dengan bupati saat ini (Chaidir Syam),” ujarnya.
TP meminta kepada seluruh nama atau kader yang diusung namanya agar bersiap secara lahir dan batin. “Saya cuma sampaikan jangan hanya siap saja, tapi harus siap lahir batin, surveinya bagaiamana karena nama-nama ini nanti akan saya lapor ke DPP dan persentasekan kesiapannya di hadapan ketua umum,” tegas TP.
TP memastikan DPD I Golkar Sulsel tidak akan pernah mencampuri dapur DPD II Golkar Sulsel. “Intinya kita konsisten di DPD I tidak mencampuri urusan atau dapur DPD II di daerah,” tandasnya.
Ia juga menegaskan tidak mengutak atik nama calon yang muncul menjelang Pilgub. Meski, dirinya diberikan kewenangan penuh menilai seluruh bakal calon yang telah mendapatkan surat tugas.
“Pada pembukaan rapat (evaluasi Pilkada), saya mengatakan maaf, walaupun saya diberi kewenangan menilai semua bakal calon yang telah mendapat surat tugas, namun saya sampaikan di forum jangan jeruk makan jeruk. Biarkan DPP menilai,” bebernya.
Wakil Ketua DPP Golkar, Erwin Aksa mengatakan, penentuan figur yang akan maju di pilkada akan merujuk pada sejumlah kriteria dan survei. "Kan sudah ada semua surat tugas dari DPP Golkar, dan ada nama-nama lain disampaikan DPD Sulsel. Memang perlu Partai Golkar fokus membahas siapa calon yang nantinya diusung pada Pilkada 2024 mendatang. Indikator akhir dilihat survei," ujarnya, Kamis (4/4/2024).
Menurut Erwin, kader Golkar di Sulsel banyak yang layak untuk maju di Pilkada 2024. "Sekali lagi, dalam menentukan usungan di Pilkada ada beberapa variabel yang menjadi ukuran DPP, salah satunya adalah survei. Partai Golkar selalu dalam menentukan calonnya di Pilkada berdasar dari survei," katanya.
Ia menambahkan, Partai Golkar di Sulsel, wajib hukumnya berupaya maksimal merebut kembali kejayaan Partai Golkar di Sulawesi Selatan, pada Pilkada nantinya. "Semua kader Golkar yang sangat potensial, maka diharapkan mengembalikan kejayaan Golkar di Pilkada nantinya," tukasnya.
Sementara itu, Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah mengatakan, Golkar Sulsel mesti membayar kegagalannya di Pileg kemarin dengan cara memikirkan cara yang jitu untuk mendominasi kemenangan Pilkada di Sulsel.
"Kita ketahui di Pileg kemarin, Golkar mesti merelakan melepas posisi ketua DPRD Sulsel karena suaranya dilampaui oleh Partai NasDem dan Partai Gerindra. Maka melalui momen pilkada nanti Golkar masih bisa mencari cara agar kader-kadernya lah yang akan dominan sebagai kepala daerah di Sulsel," katanya.
Dirinya menyebutkan dalam kacamata marketing politik, salah satu unsur penting untuk memenangkan pilkada adalah produk politik itu sendiri.
"Yang saya maksud dengan produk politik di sini adalah figur yang akan dijagokan untuk menjadi bakal calon di pilkada nanti. Figur yang dijagokan oleh Golkar mesti memiliki fitur-fitur yang memiliki daya tarik elektoral, seperti rekam jejak politik, prestasi sebagai ketua partai dan kepala daerah, keaktifan dalam kegiatan sosial-agama, hingga kemampuan komunikasi politik yang menarik, ketajaman visi pembangunan daerah," ujarnya.
"Termasuk kesiapan kepemilikan logistik yang akan digunakan untuk menopang kerja tim dan relawan. Yang menjadi pertanyaan apakah nama-nama yang diusul tadi memiliki fitur-fitur yang tersebut," lanjutnya.
Selain variabel produk, hal kedua yang penting dalam pilkada adalah promosi politik. Tentu nama-nama yang diusul tidak boleh merasa jumawa, mereka tentunya mesti melayakkan diri untuk mendapatkan rekomendasi DPP Golkar.
"Artinya mereka mesti melakukan promosi diri di tengah-tengah pemilih, agar elektabilitas mereka bisa melejit, karena sistem pemilihan langsung mensyaratkan popularitas-aksepbilitas-elektabilitas yang tinggi dari kandidat," bebernya.
Selain produk dan promosi, hal lain yang mesti dilakukan oleh Golkar di setiap daerah adalah political stakeholder mapping, termasuk pemetaan dan analisis kompetitor. Golkar kini menghadapi partai-partai yang relatif lebih muda tapi dengan performa politik yang juga tinggi.
"Golkar mesti cerdas dan realistis dalam melihat medan politik, apakah mereka berkoalisi atau tidak, kalau berkoalisi mesti dengan siapa, dan yang terpenting cara apa yang mesti dilakukan untuk semakin memperbesar ceruk-ceruk suara potensial di pilkada nanti," tutupnya.
Terpisah, Direktur Eksekutif Polinet Rizal Pauzi mengatakan, pada prinsipnya partai politik termasuk Golkar ingin bagaimana kemudian kadernya serius bertarung di Pilkada sehingga didorong untuk kemudian bekerja.
"Makanya yang ada sekarang saat ini terbit surat tugas dalam artian partai politik ini ingin mengukur sejauh mana kadernya bisa bertarung," jelasnya.
Kaitan figur yang akan diusung Golkar, menurutnya DPD I dan DPP memiliki pertimbangan lain sehingga memberikan kepercayaan kepada figur baru maupun mantan kacada untuk kembali bertarung.
"Kan masing-masing partai punya kriteria termasuk Golkar. DPP menentukan figur pasti ada sebagian usulan nama figur dari DPD Sulsel," jelas akademisi Unhas itu.
Pengamat Politik UINAM, Prof Dr Firdaus Muhammad memberikan pandangan lebih spesifik ke Taufan Pawe (TP). Dia mengatakan, statusnya sebagai ketua Partai Golkar Sulsel memudahkan langkahnya untuk konstestasi Pilkada.
"Kalau melihat kondisi saat ini. TP pemimpin partai sehingga sedikit memudahkan langkahnya di kontestasi politik," ujarnya. (Suryadi-Fahrullah/C)