Tak hanya itu, dari pengakuan VI, mayat ibunya bahkan dibiarkan H tergeletak di lantai rumahnya selama dua hari. Belakang H, baru disebut perlahan mengangkat pasir dan semen dari luar rumah untuk digunakan menutup kuburan ibunya di belakang rumahnya.
"Dua hari kemudian setelah pulang sekolah saya masih melihat mama saya terbaring di tempat yang sama. Saya melihat bapak saya (H) membawa masuk kedalam rumah pasir dan semen kemudian memberitahukan kepada saya, kalau ada yang bertanya semen itu untuk apa, saya harus jawab untuk membuat kolam ikan," ungkapnya.
Agar perilaku kejamnya tak ketahuan, H disebut mengajarkan VI dan adiknya agar memberitahu orang-orang ibunya pergi meningkatkan mereka entah kemana. Seperti berita yang dibuat H jika korban atau Jumiati pergi melarikan diri bersama pria lain.
"Bapak saya kemudian mengajari saya dan adik saya yang waktu itu masih berumur 5 tahun bahwa jika ada yabg bertanya mama kamu kemana, sampaikan bahwa mama mu pergi entah kemana," tutur VI.
Sebelumnya diberitakan Rakyat Sulsel, motif pembunuhan seorang perempuan yang dikubur di dalam rumahnya di Jalan Kandea, Kelurahan Bontoala Tua, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, perlahan terungkap. Dimana pelaku yang diduga suaminya sendiri mengaku nekat menghabisi nyawa ibu dari anaknya sendiri karena cemburu.
Adapun motif pelaku H tega menghabisi nyawa istrinya sendiri lantaran mengaku cemburu korban bertemu dengan mantan pacarnya.