MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sebanyak 7.740 Calon Jamaah Haji (CJH) di Sulawesi Selatan (Sulsel) siap berangkat ke tanah suci Makkah.
Kepala Bidang Pelaksanaan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Sulsel, Iqbal Ismail menyampaikan untuk tahun ini sebanyak 7.740 calon jamaah haji akan berangkat. Dari jumlah tersebut sudah termasuk kuota tambahan yang didapatkan Sulsel sebanyak 468 kuota.
Iqbal Ismail mengatakan, saat ini pihaknya tengah sibuk mempersiapkan berkas-berkas pendukung para jemaah.
“Untuk sementara ini pelunasan sudah selesai tinggal kami di kanwil dan kabupaten/kota mempersiapkan dokumen jamaah haji sementara ini dalam proses sudah 91,80,” jelasnya.
Lebih jauh, kata Iqbal pihaknya di kabupaten/kota masing-masing tengah melakukan pembimbingan pelaksanaan haji bagi para CJH atau yang biasa disebut manasik haji hingga tanggal 3 Mei.
Lebih jauh Iqbal Ismail membeberkan Rencana Perjalanan Haji (RPH) untuk tahun 1445 H/2024 M. RPH tahun ini mengatur seluruh aspek perjalanan haji, termasuk jadwal keberangkatan, prosesi ibadah, hingga kepulangan para jemaah haji Indonesia.
"Untuk Embarkasi Makassar yang berasal dari 8 Provinsi di Indonesia Timur (Sulsel, Sulbar, Sultra, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat) sebanyak 16.364 orang, yang terbagi dalam 38 Kelompok Terbang (Kloter)," ungkapnya.
Sementara petugas Haji Kloter di Embarkasi Makassar sebanyak 190 orang dimana terdiri dari 5 orang petugas tiap Kloter (Ketua Kloter, 1 orang pembimbing ibadah, 1 orang dokter kloter dan 2 orang perawat).
"Jamaah haji Indonesia akan memulai perjalanan suci mereka pada Ahad, 12 Mei 2024. Sehari sebelum berangkat, semua jemaah akan berkumpul di asrama haji untuk persiapan akhir," sambungnya.
Gelombang pertama jamaah haji akan diberangkatkan dari tanah air menuju Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) di Madinah pada periode 12 hingga 23 Mei 2024. Adapun jamaah haji gelombang kedua akan berangkat menuju King Abdul Aziz International Airport di Jeddah dari 21 Mei hingga 1 Juni 2024.
Sebelum keberangkatan, semua jamaah haji akan menginap di asrama haji sehari sebelumnya termasuk Asrama Haji Sudiang Makassar, dimulai pada 11 Mei 2024, sebagai bagian dari persiapan final sebelum memulai ibadah haji.
"Selama berada di Arab Saudi, para jamaah akan didampingi oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kloter, yang terdiri dari petugas pembimbing ibadah, dokter, dan perawat," terangnya.
Mantan Kepala UPT Asrama Haji Makassar ini menegaskan bahwa tim PPIH akan menyediakan dukungan penuh mulai dari keberangkatan, selama berada di Arab Saudi, hingga kepulangan ke Indonesia.
Kegiatan ibadah haji akan mencapai puncaknya dengan Wukuf di Arafah pada tanggal 15 Juni 2024, yang diikuti oleh perayaan Idul Adha pada tanggal 16 Juni 2024. Rincian lebih lanjut mengenai agenda haji termasuk Hari Tasyrik dan prosesi pemulangan jemaah haji juga telah diatur dalam RPH.
Ia mengatakan, untuk penanganan jamaah lansia sama seperti tahun sebelumnya dengan menyediakan tenaga pendamping lansia dan fasilitas pendukung lainnya seperti kursi roda. “Untuk pelayanan lansia itu sama seperti dengan tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Ia mengutarakan, untuk pendampingan jamaah lansia sendiri itu tak hanya dilakukan pada proses keberangkatan pun pelayanan juga dilakukan pada saat proses menjalankan ibadah haji di tanah suci, Makkah.
“Nanti juga itu akan disediakan bus dan pendamping khusus di Asrama Haji sebelum keberangkatan,” bebernya.
Ia merincikan, kabupaten yang memiliki jamaah lansia terbanyak adalah dari Kabupaten Wajo dengan jumlah jamaah lansia sebanyak 74 orang. “Palopo sampai saat ini belum terdata terdapat jamaah haji lansia yang bakal berangkat tahun ini,” terangnya.
Ia menjelaskan, untuk manasik haji itu dilaksanakan oleh kemenag kabupaten dan kota, untuk tingkat kota atau kabupaten itu dilaksanakan sebanyak dua kali dan untuk tingkat kecamatan itu dilaksanakan sebanyak delapan kali.
“Manasik haji dilaksanakan sebanyak dua kali di tingkat kabupaten dan delapan kali tingkat kecamatan,” ucapnya.
Pihaknya juga masih menunggu laporan dari petugas haji Kabupaten dan Kota terkait dengan jamaah haji yang masuk dalam kategori difabel, baik tunanetra (gangguan penglihatan) pun dengan klasifikasi lainnya. “Kami juga siap melayani jamaah haji disabilitas,” pungkasnya. (Abu-Yadi/B)