RAKYATSULSEL – Mencari tempat liburan yang dekat dengan bandara bukanlah hal yang mudah. Pada mengalami jam penerbangan tertunda alias delay, rasa bosan dapat diatasi dengan menikmati pemandangan yang indah dan menenangkan.
Di antaranya bisa mencari tempat-tempat wisata di sekitar bandara. Untuk di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), di sekitar Bandara Sultan Hasanuddin ternyata terdapat sejumlah tempat wisata yang bisa menghilangkan rasa bosan bagi pengguna bandara untuk sejenak. Tempat wisata itu mempunyai daya tarik view yang menenangkan. Cocok untuk didatangi bersama keluarga atau teman.
Berikut rekomendasi lima tempat wisata dekat Bandara Sultan Hasanuddin yang bisa menenangkan dan layak untuk dikunjungi.
Pantai Losari merupakan salah satu tempat wisata favorit warga Makassar untuk menghabiskan waktu bersama bareng teman ataupun keluarga, apalagi lokasi nya dekat dengan bandara Sultan Hasanuddin.
Terkenal dengan keindahan panaromanya yang menajubkan, Pantai Losari menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi wisatawan yang tiba atau berangkat dari bandara. Dengan panaroma laut yang memukau dan pemandangan matahari terbenam, pantai ini adalah tempat yang sempurna untuk bersantai dan menghadirkan keindahan alam dari kota Sulawesi Selatan.
Selain itu, Pantai Losari juga menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya di Makassar. Di sepanjang pantai, terdapat berbagai acara dan pertunjukan seni yang sering diadakan, termasuk pertunjukan musik tradisional dan pasar malam yang ramai. Hal ini membuat Pantai Losari menjadi tempat yang hidup dan ramai sepanjang tahun, menarik wisatawan dari berbagai belahan dunia.
Berlokasi di pusat kota Makassar atau tepatnya di Jalan Metro Tanjung Bunga, Maloku, Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan. Pantai Losari ini tidak dikenakan biaya dan hanya perlu mengeluarkan biaya untuk membayar parkir jika kamu ingin berkunjung ke tempat ini.
2. Mangrove Lantebung
erlokasi di Jalan Lantebung, Bira, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Hutan Mangrove Lantebung adalah salah satu ekosistem pesisir yang ada di sekitar Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Terletak hanya beberapa kilometer dari bandara, hutan ini mempunyai peran penting dalam menjaga keberagaman hayati dan keberlanjutan lingkungan di wilayah tersebut.
Ketika sedang berkunjung ke kawasan Hutan Mangrove satu ini, kalian bisa langsung menghirup udara yang segar. Keunikan dari tempat ini bisa ditemukan pada setiap jembatannya. Jembatan yang tersedia berwarna-warni, sehingga sangat menghibur mata. Oleh karena itu, jembatan tersebut dikenal dengan Dermaga Pelangi.
Tempat wisata yang terletak di pesisir pantai utara Kota Makassar atau tepatnya di Desa Lantebung ini menaruh harganya sangat terjangkau. Berkisar diharga Rp 2.000 dan untuk membayar parkir kendaraan pribadi akan dikenakan biaya Rp 5.000.
Pantai Tak Berombak dikenal karena mempunyai karakteristik yang unik di mana ombaknya yang tidak terlalu besar. Hal ini menjadikan tempat yang sempurna untuk berenang, snorkeling, atau hanya bersantai di tepi pantai tanpa harus khawatir akan gelombang besar.
Pasir putih yang lebih dan air laut yang jernih membuatnya menjadi tempat yang ideal untuk liburan keluarga atau hanya sekedar pelarian dari kesibukan sehari-hari.
Selain menawarkan keindahan alam yang menajubkan, Pantai Tak Berombak juga merupakan tempat yang populer untuk menikmati sunset. Saat matahari merunduk di balik cakrawala, langit dan air laut menjadi lukisan alam yang memukau, memberikan momen yang tak terlupakan bagi para pengunjung lokal maupun luar.Berlokasi di Jalan Crisant No.3/C, Pettuade, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Tempat ini mempunyai fasilitas yang beragam sehingga para pengunjung tidak perlu bingung jika ingin berkunjung ke tempat ini.
Masjid yang berlokasi di Jalan. H. Bau No.36, Kunjung Mae, Kec. Mariso, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Masjid ini adalah salah satu landmark terkenal di Makassar, Sulawesi Selatan. Terletak dekat dengan Bandara Sultan Hasanuddin, masjid ini menonjol dengan keindahan arsitektur Islamnya yang megah dan keberadaan 99 kubahnya yang ikonik.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Darussalam atau yang dikenal dengan ‘Masjid 99 Kubah’ juga menjadi pusat kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya bagi masyarakat setempat. Di samping shalat lima waktu, masjid ini juga menjadi tempat untuk acara-acara penting seperti pengajian, pernikahan, dan peringatan hari besar Islam.
Selain keagungannya yang terkenal, Masjid Agung Darussalam juga menarik banyak pengunjung karena keindahan arsitektur dan lingkungannya yang indah. Di sekitar masjid, terdapat taman yang rindang dan kolam yang menambah pesona tempat ini. Banyak wisatawan yang mengunjungi masjid ini untuk mengagumi keindahan arsitekturnya dan merasakan ketenangan yang ada di lingkungan sekitarnya.
Sebagai salah satu kebanggaan masyarakat Makassar, Masjid Agung Darussalam terus menjadi simbol keagungan dan spiritualitas Islam di wilayah Sulawesi Selatan. Dengan kehadiran yang berdekatan dengan Bandara Sultan Hasanuddin, masjid ini juga menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan sebagai salah satu tujuan wisata religi yang populer di kota Makassar.
5. Masjid Amirul Mukminin (Masjid Terapung Makassar)
Masjid Amirul Mukminin adalah salah satu masjid penting di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Namanya diambil dari gelar kehormatan untuk khalifah pertama dalam Islam, Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang dikenal sebagai Amirul Mukminin, atau Pemimpin Orang Mukmin.
Masjid ini memiliki keindahan arsitektur dan menjadi salah satu landmark di kota Makassar. Letaknya yang strategis dekat dengan bandara Sultan Hasanuddin membuat masjid ini menjadi tempat ibadah yang ramai dikunjungi oleh umat Islam dan juga menjadi objek wisata religi. Masjid Amirul Mukminin juga sering digunakan untuk kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial masyarakat setempat. Berlokasi di sebuah ‘Masjid Terapung’ yang terletak di kawasan Pantai Losari, Makassar. Masjid ini berdiri di atas tumpukan beton yang didorong ke dasar laut menyerupai rumah adat tradisional Sulawesi Selatan.
6. Museum Balla Lompoa
Museum Balla Lompoa adalah museum sejarah dan budaya yang terletak di Kota Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia tepatnya di Jalan KH. Wahid Hasyim No. 39. Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Museum ini memiliki koleksi artefak dan benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan Kerajaan Gowa-Tallo, salah satu kerajaan terpenting di Sulawesi Selatan pada masa lampau. "Balla Lompoa" sendiri adalah istilah dalam bahasa Bugis yang berarti "Rumah Raja".
Museum Balla Lompoa berfungsi sebagai tempat untuk mempelajari sejarah, kebudayaan, dan tradisi masyarakat Bugis-Makassar, yang memainkan peran penting dalam sejarah dan perkembangan Sulawesi Selatan. Koleksinya mencakup artefak-artefak bersejarah, seperti senjata tradisional, perhiasan, pakaian adat, dan dokumentasi sejarah tentang kehidupan sehari-hari, pemerintahan, dan peristiwa penting dari masa Kerajaan Gowa-Tallo.
Selain sebagai pusat pendidikan dan penelitian, Museum Balla Lompoa juga menjadi objek wisata budaya yang populer di Kota Gowa. Pengunjung dapat mengeksplorasi ruang pameran yang menarik dan belajar tentang warisan budaya yang kaya dari daerah ini. (jp/raksul)