MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kepala departemen bisnis support kanwil VI Pegadaian Makassar, Iwan Darmawan mengimbau masyarakat tidak panik menyikapi harga emas yang saat ini fluktuatif.
Hal tersebut dikatakan Darmawan kepada Harian Rakyat Sulsel dalam sesi Media Gathering yang digelar di Expose Makassar, Jalan AP Pettarani, Selasa (23/4/2024).
Hingga hari ini, terpantau untuk pecahan satu gram emas Antam berada pada harga Rp1.343.000. Harga ini turun Rp4.000 jika dibandingkan dengan harga yang dicetak pada Minggu (21/4) lalu berada di level Rp1.347.000 per gram.
Darmawan mengatakan, harga emas yang fluktuatif dipengaruhi kebijakan Bank Sentral Amerika serta situasi geopolitik.
"Yang mempengaruhi adalah kebijakan bank sentral Amerika, jadi jika mereka menaikan bunganya, harga turun. Yang terjadi sekarang memang mereka menaikan suku bunga juga menahan. Kedua faktor geopolitik di timur tengah yang belum mereda sehingga harga emas naik," ujarnya.
Khusus nilai tukar rupiah terhadap dollar, harga emas domestik akan terpengaruh sedangkan harga emas global mengikuti dollar.
"Nilai tukar rupiah yang terpengaruh hanya harga emas domistik saja sebab hitungan emas global dalam dollar, yang paling mempengaruhi harga emas juga adalah kondisi geografis politik," ujarnya.
Olehnya Darmawan mengatakan, investasi emas adalah investasi jangka panjang dimana masyarakat tidak bisa serta merata membeli dan menjual emas.
"Jika niatnya investasi maka harus lebih konsistensi dan tidak terpengaruh naik atau turunnya harga, namun harus melihat keuntungan menengah dan waktu jangka panjang. Kecuali tujuan keuangan sudah tercapai maka bisa menjual. Kalau investasi disisihkan bukan disisakan, apalagi investasi emas," jelasnya.
Dirinya juga mengungkapkan, saat ini kecenderungan masyarakat pada umumnya adalah panik buying dimana jika harga naik cenderung membeli, harga turun kompak menjual.
Lebih jauh, Darmawan mengatakan tren menabung atau investasi emas tidak hanya menyimpan emas tetapi juga banyak instrumen Pegadaian lain yang bisa dilakukan untuk investasi.
"Sekarang trennya naik digadai, jika berkaca pada waktu-waktu sebelumnya cenderung menurun karena banyak melakukan penebusan pasca lebaran, namun sekarang sudah lebih baik," tutupnya. (Hikmah/B)