MAKASSAR, RAKYATSULSEL-- Aksi mesum sepasang bocah di dalam areal pekuburan viral di sosial media (sosmed). Kedua anak tersebut berbuat susila dan tidak sepantasnya dilakukan orang sesuainya, atau anak di bawah umur.
Menurut informasi, kejadian tersebut terjadi di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar. Dimana video viral itu direkam pengemudi truk yang melintas di wilayah tersebut.
Dalam video beredar dengan durasi 30 menit menampilkan tiga orang bocah sedang berada di area pekuburan, siang bolong. Mereka awalnya terlihat sedang berbincang-bincang, namun tiba-tiba bocah laki-laki dan perempuan dalam video itu melakukan adegan dewasa.
Melihat kejadian yang tak pantas dilakukan anak-anak itu, si pengemudi truk kemudian meneriaki hingga adegan kedua bocah tersebut dihentikan.
Ketua RT setempat, Kadaria saat diwawancara mengenai peristiwa itu mengatakan, kejadiannya berlangsung pada Kamis (25/4/2024) kemarin. Bocah laki-laki dalam video beredar itu baru berusia 8 tahun, sementara perempuan, berusia 7 tahun.
"Kejadiannya kemarin sekitar jam 10 siang," kata Kadaria saat ditemui di Kantor Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Makassar, Jumat (26/4/2024) sore.
Kadaria menyebut, kedua anak tersebut telah putus sekolah karena faktor ekonomi. Ibunya sehari-hari bekerja sebagai pemulung, sementara ayahnya dipenjara karena tersandung kasus hukum. Mereka juga disebut bertetangga di wilayah Tallo.
"Perempuan ini belum sekolah, baru laki-lakinya tapi itu juga sudah berhenti karena keterbelakangan mental. Makanya diberhentikan sama orangtuanya," jelasnya.
Adapun tindakan asusila yang dilakukan kedua anak tersebut, Kadaria mengatakan belajar dari handphone. Sesuai dengan pengakuan dari anak perempuan dalam video beredar itu.
Sementara pengakuan anak laki-laki hanya mengikuti perintah anak perempuan. Mengingat anak laki-laki memiliki keterbelakangan mental.
"Mereka melakukan apa yang tidak bisa dilakukan anak-anak sesuainya. Katanya dia lihat di handphone, jadi diikuti begitu. Pengakuannya (anak perempuan) tadi saya tanya," sebutnya.
"Anak laki laki bilang si perempuan yang ajak karena melihat di handphone," sambungnya.
Saat melakukan adegan tak sepantasnya itu, Kadaria mengatakan kondisi di sekitar TPU memang dalam keadaan sepi. Kedua anak itu juga dikatakan sehari-hari memang suka bermain di sekitar kuburan tersebut.
"Kejadian (asusila) ini baru kali ini. Kondisinya saat itu sepi, karena itu kuburan kalau siang-siang tidak ada orang. Ini anak-anak memang sering main di situ. Biasa tunggu orang-orang bawa kembang baru minta (uang), sambil main di situ," ujarnya.
Saat ini, kedua bocah tersebut telah dibawa ke Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Makassar untuk menjalani proses asesmen.
Kepala UPTD PPA Kota Makassar Muslimin Hasbullah mengatakan, pihaknya langsung turun tangan mengingat apa yang dilakukan kedua anak tersebut tidak sepantasnya dilakukan anak seusianya.
Keduanya pun telah dibawa ke kantor UPTD PPA Kota Makassar untuk menjalani proses pemeriksaan atau asesmen lanjutan.
"Yang mau kita dalami itu soal apa pemicu yang membuat anak-anak melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan anak seusianya. Dan setelah kita melakukan assessment sementara, ini terkait dalam ruang lingkup keluarga, kepedulian lingkungan, apalagi anak ini tidak sekolah," sebut Muslimin.
Selain faktor lingkungan, salah satu pengaruh hingga bocah tersebut melakukan adegan dewasa dikarenakan minimnya pendidikan agama yang didapatkan. Keduanya disebut tak ikut pengajian seperti anak-anak pada umumnya.
"Juga tidak ikut kegiatan keagamaan, belum mengaji. Saya kira banyak faktor yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak ini. Hasil assessment, pengakuan sementaranya karena pengaruh, tapi kita akan lebih dalami," kata Muslimin.
"Terutama di pengasuhan keluarga, kita mau dalami. Termasuk beberapa faktor dalam keluarga, seperti ekonomi, keintiman dalam keluarga, lingkungan juga kita akan dalami," tambahnya.
Terakhir, Muslimin menyampaikan pihaknya masih akan melakukan pendalaman lanjutan mengenai dasar kenapa kedua anak tersebut bisa melakukan perbuatan susila.
"Ini belum di konseling oleh konselor. Tetapi kita sudah temukan ini anak mengalami pengasuhan yang tidak sehat atau tidak baik," pungkasnya. (Ishak/B)
Foto: Kedua bocah didampingi orang tuanya mendatangi kantor UPTD PPA Kota Makassar.