MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Andi Seto Asapa termasuk salah satu kandidat potensial yang akan meramaikan bursa pemilihan walikota Makassar pada Novermber 2024. Selain berbekal pengalaman sebagai bupati Sinjai, Andi Seto juga dinilai sebagai sosok muda yang punya kapasitas, integritas dan kapabilitas.
Demikian disampaikan peneiliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA, M. Khotib kepada pers di Kota Makassar, Senin (29/4). Ia menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan terbukanya peluang secara bebas buat para kandidat yang akan berkontestasi politik untuk memperebutkan posisi orang nomor satu di Kota Makassar.
Menurut Khotib, Pilkada Kota Makassar kali ini akan menjadi pasar bebas yang memberi peluang kepada siapapun untuk terpilih sebagai walikota, karena tak ada lagi incumbent yang maju untuk periode kedua.
“Survei kita memang belum selesai. Tapi, secara faktual, Pilwakot Makassar ini tak ada lagi incumbent yang selalu ditakutkan para kompetitor lain. Kenapa? Karena incumbent itu biasanya berpeluang menang lebih besar. Meskipun, di beberapa kasus banyak juga incumbent yang tumbang,” katanya.
Terkait dengan sosok Andi Seto, Khotib menjelaskan, dalam pengamatannya sepintas, dia termasuk dalam kategori potensial.
Kenapa? Karena selain dianggap pemimpin muda yang berpengalaman pernah memimpin kabupaten Sinjai, juga karena sejumlah programnya yang yang dinilai bukan cuma positif tapi juga massif.
Khotib menyebut contoh kegiatan Andi Seto selama Ramadhan. Dimulai dengan sahur perdana bersama warga miskin, menggelar aneka lomba yang melibatkan warga masyarakat bawah, mengajak puluhan anak yatim ke mall untuk belanja, sampai acara keliling ke rumah-rumah warga miskin pada tiga hari jelang lebaran untuk berbagi sembako.
“Saya melihat Andi Seto mampu mengemas kegiatannya itu dengan memberi efek emosional publik. Misalnya, tiga hari mau lebaran, dia keliling rumah warga hanya untuk memastikan, tak ingin ada warganya yang besoknya mau lebaran, beras pun tak punya,” katanya.
Kegiatan dengan kemasan yang sama, Khotib menyebut sahur perdana di rumah warga miskin dengan mengajak istrinya. “Ini memberi pesan emosional yang sangat kuat, karena Andi Seto, selain ingin mengetahui sahur dengan apa warga miskin saat besoknya puasa, juga ingin memberi pesan kepada istri untuk melatih kepekaan sosial,” ungkapnya.
Dari rangkaian kegiatan itulah, Khotib menyimpulkan, ada potensi sangat kuat dari Andi Seto untuk menjadi kandidat yang diperhitungkan. Apalagi, disokong partai besar seperti Gerindra.
“Jika dilihat dari persefektif prilaku pemilih kita yang mayoritas memilih karena pertimbangan emosional, bukan rasional, maka apa yang dilakukan Andi Seto sangat efektif memberi efek elektoral karena bersifat emosional publik yang potensial membuat naiknya kesukaan publik,” jelasnya. (*)