PAREPARE, RAKYATSULSEL - Direktur Perumda Air Minum (PAM) Tirta Karajae Kota Parepare Andi Firdaus Djollong siagakan personil 24 jam sebagai bentuk antipasi pasca banjir di daerah hulu sungai Karajae.
Selain itu, ia memastikan seluruh sistem distribusi seperti mesin pompa intake, pompa distribusi dan Instalasi Pengolahan Air berjalan baik.
”Untuk kesiapan sudah kami antisipasi, seluruh karyawan teknik standby dilapangan, selanjutnya sistem distribusi air kami pantau 24 jam,” ungkap AFJ
Pasca hujan lokal dan banjir pada bagian hulu sungai, kondisi bendung resapan sungai Karajae mengalami peningkatan debit dan permukaan air sudah berangsur normal.
"Sudah normal, semalam memang di angka mengkuatirkan, tapi kondisi pompa intake masih dalam posisi aman, jelasnya.
Ia berharap, kondisi debit air sungai Karajae tidak sampai oada titik mengganggu suply air baku tertahan di bendung
"Pompa intake kita harapkan bekerja baik meski kondisi air sungai meningkat," Tandasnya.
Terpisah, Manager Tehnik dan Produksi La Ody menjelaskan tingkat kekeruhan air atau NTU ( Nephelometric turbidity unit) pasca banjir hulu sempat mencapai angka 806.
"Angka NTU semalam sempat mencapai 806 tapi tetap kita produksi, tadi sudah turun diangka 616," terang La Ody
La Ody menjelaskan, langkah antisipatif termasuk kesiapan Pompa sumur dalam menyuplai IPA Salo Karajae jika tidak berproduksi.
"Pompa sumur dalam dalam kondisi stanby," Tutup nya. (*)