RAKYATSULSEL - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mendukung penuh desakan pemblokiran game online yang mengandung unsur kekerasan. LPAI khawatir jika ini terus dibiarkan, efek yang timbul kepada anak-anak kian parah.
Seto mengaku prihatin dengan makin masifnya game-game yang notabene mengandung kekerasan. Terlebih lagi tak sedikit laporan kasus kekerasan anak, yang bersumber dari konten-konten dalam game.
"Maka dari itu, sedari awal LPAI menaruh perhatian yang serius terkait isu ini. Kami meminta pemerintah segera mengambil sikap," Ketua LPAI, Seto Mulyadi, saat memberikan keterangan pers kepada awak media di Jakarta, Selasa (30/4).
Pria yang akrab disapa Kak Seto menegaskan bahwa harus sedari dini pemerintah menyadari hal ini. Dia menyebut pemblokiran game-game mengandung kekerasan merupakan bagian dari pemenuhan hak anak.
"Hak anak untuk tumbuh dan berkembang (tanpa adanya pengaruh kekerasan). Ingat bahwa isi dari pendidikan adalah bukan hanya Iptek (Ilmu pengetahuan dan teknologi)," imbuhnya.
"Tapi ada sisi etika, kesehatan mental, dan sebagainya," lanjut Kak Seto.
Dia mewanti-wanti kepada masyarakat, kalau sudah banyak korban dari efek negatif gadget maupun game-game online. "Ini jangan sampai terjadi lagi. Indonesia Emas jangan sampai jadi Indonesia Cemas," ungkap Kak Seto.
Dia berharap seluruh pihak lapisan masyarakat, mulai dari RT/RW hingga pemerintah pusat, bahu-membahu untuk memenuhi hak anak. Salah satunya tidak membiarkan mereka terpapar konten-konten yang mengandung kekerasan, yang berasal dari game ataupun yang lainnya. (jp/raksul)