TAKALAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Kabupaten Takalar menghadapi tantangan serius dalam menangani masalah pengangguran. Dalam Rapat Koordinasi dengan LPK Yayasan Shin Indonesia, Pj. Bupati Takalar, Dr. Setiawan Aswad, menyoroti pentingnya memperkuat individu agar dapat terserap di pasar kerja dan mendukung mereka memasuki dunia kerja.
"Kami mengakui bahwa penyelesaian masalah ini memerlukan keterlibatan semua pihak, termasuk sektor swasta dan masyarakat," ujarnya.
Pemerintah juga bertekad menciptakan lapangan kerja dan memberikan pelatihan kepada warga untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Penandatanganan MoU dengan LPK Yayasan Shin Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan tenaga kerja untuk pasar kerja di Jepang.
"Langkah ini penting dalam memperkuat hubungan dengan Jepang. Namun, sebelum berangkat, kami akan fokus pada pengembangan keterampilan pertanian di Takalar sebagai bagian dari persiapan," tambah Dr. Setiawan.
Ketua LPK Yayasan Shin Indonesia, Syamsuri, menjelaskan bahwa yayasan tersebut telah aktif sejak tahun 2015 dan telah mengirimkan 569 tenaga magang ke Jepang sejak tahun 2017, dengan fokus pada berbagai bidang seperti manufaktur, teknik, dan studi.
"Perubahan regulasi pada tahun 2024 memberikan peluang bagi para magang untuk kembali ke Jepang setelah kontrak selesai, dengan kontrak hingga 10 tahun, dengan melalui tes tambahan," jelasnya.
Dalam pelatihan, LPK Yayasan Shin Indonesia menerapkan sistem yang ada di Jepang, termasuk disiplin waktu dan prosedur pelaporan, sehingga para magang dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja di Jepang.
Rapat ditutup dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Daerah Takalar dan Yayasan Shin Indonesia tentang seleksi, pendidikan, pelatihan, serta pengiriman peserta program pemagangan luar negeri (Program Magang Jepang) dan program SWW (Spesified Skilled Worker), dengan disaksikan oleh Forkopimda Takalar, Pimpinan OPD Lingkup Kabupaten Takalar, dan Pimpinan Cabang Perbankan Takalar. (Tiro)