UMKM Anak Modul IKB PPSP IKIP Ujungpandang, Gaet Alumni Kembangkan Bisnis di Hari Tua

  • Bagikan
PODCAST. Inisiator UMKM Anak Modul IKB PPSP IKIP Ujungpandang, Isman Saladin saat hadir sebagai narasumber pada Podcast Harian Rakyat Sulsel, Jum'at (10/5/2024).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini menjadi pondasi ekonomi Indonesia, tak terkecuali Sulawesi Selatan.

Meski dibayang-bayangi market place yang bekerja secara digital, peluang dari sisi UMKM masih sangat besar. Ini pula yang coba diwujudkan Inisiator UMKM Anak Modul IKB PPSP IKIP Ujungpandang, Isman Saladin.

Menurut Isman, meski Anak Modul IKB PPSP IKIP Ujungpandang telah berada di generasi X, tetapi UMKM bisa membantu kemandirian di hari tua bahkan bagi anak cucu.

Isman menjelaskan, Anak Modul merupakan kelompok alumni IKB PPSP IKIP Ujungpandang sejak tahun 1975 yang masih menjalin silaturahmi hingga saat ini.

"Meski sekolahnya tidak ada lagi, kami angkatan 75 ada di PPSP IKIP, dahulu seiring berjalan modul sangat diminati dan menjadi kurikulum dimana 8 provinsi ada modul ini. Di Makassar disebut PPSP modul Ujungpandang," ucapnya saat hadir di Podcast Harian Rakyat Sulsel, Jumat (10/5/2024).

"Di akhir 2023, kami ada reuni dan dari database 1600 orang alumni terkumpul, yang tersebar di beberapa provinsi. Dari hasil pertemuan itu banyak ide yang muncul salah satunya UMKM," tambahnya.

Tingginya minat akan pengembangan UMKM dikalangan alumni membawa terbentuknya UMKM Anak Modul IKB PPSP IKIP Ujungpandang. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan inventarisasi UMKM agar bisa diintegrasikan dalam kegiatan Kelembagaan Inkubator Bisnis PPSP IKIP.

"Sebelumnya sudah ada, namun berdiri sendri. Jadi ke depan kita satukan agar ada monitoring dan UMKM para alumni dapat tumbuh," jelasnya.

Isman menilai, potensi UMKM ini sangat besar, apalagi yang bergelut dibidang UMKM menurut data baru dimulai dari usa anak di jenjang pendidikan menengah ke atas (SMA).

"Berdasarkan kacamata perkembangan UMKM di Sulsel lebih dari 8 juta manusia di Sulsel menyebar dari Makassar ke beberapa kabupaten. Pelaku UMKM dari usia SMA, kalau di di banding SD ada 1,2 juta jiwa, SMP 2 juta lebih jiwa, SMA 900 ribu lebih jiwa dan mahasiswa lebih renda lagi dari SMA. Olehnya peluang UMKM sangat besar sehingga perlu di motivasi untuk memupuk minat di industri yang sangat potensial ini," bebernya.

Lebih jauh menurut Isman dua hal yang sangat diperlukan untuk membangun UMKM di Sulsel adalah perlunya dukungan pemerintah terhadap pesaing seperti market place serta dukungan kelembagaan untuk memupuk perkembangan volume startup dan inkubator UMKM.

"Sejauh ini kebijakan pemerintah sudah sangat mendukung UMKM, apalagi banyak stimulus yang mendukung diberikan tinggal perlu duduk sama-sama untuk membangun kolaborasi khususnya menghadapi market place yang banyak merugikan UMKM lokal," ujarnya.

Dirinya juga menilai meski di satu sisi market share mematikan UMKM, tetap disisi lain juga bisa memotivasi UMKM. "Satu sisi memotivasi, disisi lain UMKM belum siap sehingga perlu duduk bersama dengan stekholder bagaimana UMKM bisa siap dan percaya diri di era digital," terangnya.

Kembali ke UMKM Anak Modul IKB PPSP IKIP, Isman menilai inkubasi bisnis ini terbentuk berkat adanya kesamaan secara emosional untuk lebih baik ke depan dan memahami bersama serta ingin bersama di usia senja. "Motivasi kebersamaan dan pemberdayaan," tegasnya.

"Saat ini, para alumni telah melakukan produksi skala UMKM seperti F&d, handicraft, fashion mungkin juga ada perkembangan, bio plok dan kemungkinan bisa ditularkan. Jadi nantinya kami akan membentuk clastering," sambungnya.

Saat ini kata Isman, ada beberapa telah diajak sharing yg bisa dijadikan referensi bahwa ada hal yang bisa didiskusikan, dimotivasi sehingga bisa menyatu dan tumbuh bersama.

"Kita ada inisiatif membuat kegiatan sehingga teman-teman bisa digiring kesana meski ada beberapa tahapan dan seleksi. Dimana kita perlu tau latar belakang, apa yang telah dilakukan, master dan bisnis plan sehingga jika telah di ketahui lebih dalam, kita bisa tau masuk di level mana masing-masing UMKM," jelasnya.

"Jadi saat ini kita coba mulai dalam tahap persiapan adalah program inventarisasi dulu pemain UMKM ini sehingga bisa dipetakan apa jenis bisnis, dimana dan level. Membuat alumni produktif. Anak-anak mereka juga akan dilibatkan bagi yang punya atensi dg bidang bisnis ini misal yang sudah belajar kewirausahaan di kampusnya, jadi tidak putus di orang tua tetapi ada regenerasi," tambah Isman.

Isman berharap para alumni mampu memiliki entitas di Anak Modul ini lebih baik dari yang lain. "Nantinya inovasi yang akan dilakukan adalah melibatkan profesional marketing, Teknologi dan IT. Kemudian akan berkumpul mendampingi proses inkubasi. Kami hanya penyedia, namun di dalamnya ada profesional sendiri. Sehingga UMKM yang masuk bisa bertemu sesuai dengan usahanya masing-masing," ungkapnya.

"Terakhir kita perlu dukungan dari pemerintah agar ada motivasi untuk bersama-sama meningkatkan skill dan kompetensi serta kemampuan yang dimiliki. Memang ada penguatan namun kita butuh yang real di lapangan. Ayo duduk bersama, kami harap dari pemerintah ada yang mendukung," pungkasnya.

Anak Modul IKB PPSP IKIP juga memiliki program yang telah terlaksana seperti bangun mesjid dengan biaya sendiri yang di Tanjung dan podcash.

"Kami juga akan melaksanakan Haul di mesjid Katangka. Kegiatan ini intinya bagaimana mengenang orang hebat Sulsel yang ke Afrika Selatan. Kami juga rutin kurban disetiap idul adha," tutupnya. (Hikmah/B)

  • Bagikan

Exit mobile version