RAKYATSULSEL – Di era yang interaksinya melalui media sosial, menjadi diri sendiri merupakan tantangan besar. Berada di media sosial bisa membuka pintu petaka untuk membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Dilansir dari geediting.com pada Senin (13/5), terdapat beberapa cara untuk menjadi diri sendiri di media sosial, serta terbebas dari membandingkan diri dengan orang lain.
1. Merangkul kisah unik diri sendiri
Di media sosial acap kalo orang-orang berlomba untuk menjadi yang terbaik, tak jarang kita juga membanding-bandingkan, bahkan meniru orang lain demi mengisi konten. Namun, hal itu justru membuat kita terasing.
Bukan seberapa baik kamu meniru atau membandingkan, melainkan seberapa otentik kamu menjadi dirimu sendiri di media digital. Rangkul dirimu sendiri, kisah-kisahmu, perjalan hidup yang otentik, karena itulah yang menyentuh hati orang lain.
2. Bersyukur atas diri sendiri
Menjadi otenting berarti mensyukuri atas apa yang dimiliki diri sendiri, dan tidak begitu memperhatikan apa yang dimiliki orang lain.
Menghargai kegembiraan dan pencapaian kecil sekalipun, kita dapat membangun interaksi media sosial yang autentik dan memuaskan.
Rasa syukur dapat mengubah paradigma dari yang membanding-bandingkan menjadi penghargaan terhadap kehidupan pribadi yang sesungguhnya.
3. Menetapkan batasan
Media sosial adalah ruang yang tanpa batas, segala hal bisa dilakukan, termasuk sesuatu yang negatif bagi diri sendiri. Oleh karena itu, menetapkan batasan dalam segala interaksi online perlu dilakukan.
Mulai dari disiplin waktu, konten apa saja yang dikonsumsi, dan lain sebagainya. Tujuannya tak lain untuk menjaga keseimbangan mental dalam dunia digital yang luas ini.
4. Terlibat dengan komunitas yang satu frekuensi
Tujuan hadirnya media sosial bukan tentang membagikan segala yang dimiliki, namun sebagaimana platform komunikasi yang lainnya, media sosial adalah wadah untuk membangun koneksi dengan sesama orang yang satu frekuensi.
Bergabung dengan komunitas yang sejalan dengan minat dan nilai kamu dapat memberikan dukungan dan inspirasi yang penting dalam mencegah keterasingan di dunia digital.
5. Mempertahankan keotentikan diri
Kamu tak perlu harus menjadi orang lain di akunmu sendiri, yang kamu perlukan adalah menjadi dirimu sendiri dengan nyata yang memperlihatkan identitasmu.
Ini bukan tentang membangun citra, karena citra sendiri terbangun dengan sendirinya karena keotentikan yang kamu tawarkan di publik.
6. Ubah kerentanan menjadi kekuatan
Media sosial jika tidak terkontrol menjadi cukup rentan berdampak negatif pada diri sendiri. Hal-hal buruk bisa saja datang dari media digital ini, komentar negatif, perkawanan yang negatif, dan lain sebagainya.
Namun, bukan berarti kamu harus meninggalkannya, kamu dapat menjadikan media sosial menjadi kekuatan. Lebih selektif, membatasi dengan bijak, dapat menjadikanmu lebih baik di dunia maya.
7. Gunakan media sosial untuk menginspirasi
Terakhir, jangan sampai media sosial memberimu wadah untuk menjadi buruk. Buatlah kehadiran kamu menjadi inspirasi di media sosial dan sumber positif bagi orang lain melalui konten yang memberdayakan orang lain.
Melalui pembagian cerita yang memicu kebahagiaan dan terlibat dalam dialog konstruktif, kamu turut berkontribusi pada komunitas yang lebih suportif secara online.
Pendekatan ini mengubah media sosial menjadi platform untuk perubahan positif, menghargai keaslian, dan kesejahteraan kolektif. (jp/raksul)