Ulla--sapaan akrab Ni'matullah-- mengurai mengapa partai berlambang Bintang Mercy itu ingin pilkada 2024 ini lebih beradab dan solutif.
"Fenomena pileg 2024 lalu begitu mengerikan. Mereka yang mendapat tempat seolah yang memiliki isi tas saja. Ini bahaya bagi wajah demokrasi bangsa ke depan. Seolah menggadaikan masa depan bangsa ini hanya karena selembar dua lembar uang saja. Demokrat ingin berada di baris terdepan mendidik masyarakat melawan fenomena ini," kata dia.
Juga, Demokrat ingin mencari gubernur Sulsel 2024 bukan hanya punya isi tas saja, tapi juga punya isi kepala. Punya gagasan dan program yang dia utarakan dan itu bisa dia wujudkan.
"Bisa menawarkan solusi lewat kemampuan kerja yang mumpuni. Kita mencari sosok pemimpin harus rasional. Kompetensi dan kapasitasnya wajib oke untuk menjawab masalah daerah kita ke depan," tukas dia lagi.
Dia lalu mengajak kelompok elite dan media untuk bisa bersama-sama mencerdaskan pemilih agar tidak melihat pemimpin dari isi tas saja.
"Sangat berbahaya. Proses pemilihan pemimpin menjadi terdistorsi. Efeknya, yang lahir adalah pemimpin yang tidak bisa menyelesaikan program-programnya. Kita paham bahwa dalam lima tahun pemerintahan tidak semua bisa diselesaikan, tapi paling tidak kita tahu apa yang diprogramkan bisa dilaksanakan.
"Sekali lagi, sangat bahaya kalau pemimpin hanya punya isi tas. Pemilihan menjadi tidak beradab. Demokrat tidak mau itu," tandasnya. (*)