Penulis : Ni'matullah RB
Wakil Ketua DPRD Sulsel dan Ketua DPD Demokrat Sulsel
MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bahtiar Baharuddin, baru sekian bulan—belum genap setahun—bertugas selaku Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, siang tadi, mengakhiri tugasnya. Ia lalu mendapat tugas baru—posisi yang sama—di Provinsi Sulawesi Barat.
Hemat saya, rotasi penugasan jabatan dalam lingkungan pemerintahan—apalagi untuk jabatan struktural berjenjang—adalah sesuatu yang lumrah dan normal. Bahkan menjadi keharusan dalam rangka mendinamisasi kinerja pemerintahan. Maka dari itu, rotasi adalah hal biasa. Tidak ada yang istimewa.
Rotasi Pj Gubernur Sulsel dari Bahtiar Baharuddin kepada Zudan Arief Fakhrullah, bagi kami di lembaga legislatif sebagai mitra kerja, juga memahami dan menanggapinya sebagai signal yang baik. Tentu saja untuk lebih menambah powerful kinerja pemerintahan ke arah Sulsel yang lebih baik. Pada ujungnya tentu kita harapkan bermuara pada kemaslahatan rakyat.
Sisi lain, dalam sudut pandang politis, maka saya selaku pimpinan partai politik yang ikut mengusung pasangan Prabowo-Gibran, rotasi Pj Gubernur Sulsel ini sekalian dapat menepis rumor yang beredar di publik. Issue bahwa Pj Gubernur Sulsel ikut berperan dalam memenangkan pasangan 02 di Sulsel.
Rupanya terbukti. Pj gubernur benar-benar diganti. Suka atau tidak, ini menunjukkan, issue dan rumor itu tidak benar. Logika saya, jika Pj gubernur punya andil besar, tentu diberi apresiasi. Nyatanya bukan dapat apresiasi, tapi malah diganti. Bukan promosi, malah demosi.
Selama sembilan bulan memimpin Sulsel, Bahtiar dalam penilaian sebagian masyarakat Sulsel, termasuk kami di DPRD, sudah bekerja lumayan bagus. Komunikasi lintas sektoralnya baik. Terobosan-terobosan programnya juga masuk akal dan terukur. Kemampuan menjaga birokrasi berjalan normal dan efektif.