"Kami sedang menjajaki Maros dan Gowa. Jika proses ini berjalan cepat, biasanya akan muncul informasi yang menyebabkan kenaikan harga tanah. Oleh karena itu, kami akan koordinasi dengan pihak pertanahan terlebih dahulu," jelas Ferdy.
Ferdy menjelaskan kebutuhan terbesar saat ini berada di Sudiang, dengan sekitar 1.600 lubang kubur setiap tahun.
Sudiang sendiri memiliki kapasitas sekitar 700 lubang kubur yang masih tersedia, sementara ada potensi ruang darurat di Beruangin dan Panaikang dengan masing-masing 500 dan beberapa ruang kosong lainnya.
"Masih cukup untuk tahun ini. Tahun depan kami akan prioritaskan penambahan lahan," kata Ferdy. (Shasa/B)