RAKYATSULSEL - Film 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa' resmi tayang perdana di Bioskop pada Jumat 17 Mei 2024. Film yang disutradarai Sutradara Hanung Bramantyo merupakan inspirasi dari novel karya Muhidin M.
Film ini menyajikan drama seputar perjalanan spiritual, keluarga, hingga laku manusia yang beragam dan menyentuh hati. Berlatarkan sebuah kota di Jawa Tengah, “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” mengisahkan tentang sosok perempuan tangguh bernama Kiran (Aghniny Haque).
Kiran merupakan mahasiswi berprestasi di salah satu kampus dan aktivis muslimah yang kerap terlibat dalam kegiatan keagamaan. Dari sana, Kiran bertemu dengan mahasiswa dan majelis Islam yang dipimpin oleh Abu Darda.
Lambat laun, kehidupan keras mulai menghimpit Kiran saat ekonomi keluarganya sedang tidak baik-baik saja, ditambah kondisi kesehatan sang ayah yang menurun. Walhasil, Kiran harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan menghemat pengeluarannya.
Saat dirinya sedang berjuang untuk menyelesaikan kuliah dan menghemat pengeluarannya, Kiran dipinang oleh Abu Darda untuk menjadi istrinya. Namun, dia merasa ragu dan memutuskan untuk menolak pinangan tersebut.
Konflik dimulai saat semua orang mulai menyudutkan Kiran dan keputusannya. Ditambah lagi, orang-orang yang selama ini dianggapnya sebagai rekan, berbalik arah dan menghujat hingga mengancamnya dengan keras.
Cobaan demi cobaan pun menghantam Kiran dan muncullah pertanyaan di benaknya, “Tuhan, mengapa Engkau jahat kepada saya?”
Dari semua ujian hidup yang menghampirinya, akankah Kiran dapat bertahan? Akankah dia menemukan jawaban atas pertanyaannya selama ini?
Kekecewaan terhadap kemunafikan manusia
Perjalanan spiritual Kiran bermula saat dia merasa kecewa atas sikap manusia yang menurutnya munafik. Manusia-manusia munafik itu hanya berkata seolah suatu hal adalah kebenaran, tetapi perilaku mereka berbeda dengan apa yang diucapkan.
“Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” akan mengupas helai demi helai kehidupan yang membentuk Kiran hingga kepercayaannya terhadap Tuhan dan manusia di sekitarnya mulai melemah. Dia bertekad untuk membuktikan bahwa manusia munafik layak mendapat hukuman setimpal, dan membuat Kiran lupa diri seolah dirinya adalah Tuhan.